Peristiwa Isra’ Mi’raj



 Oleh : Sapri
Sekarang kita masih dalam suasana bulan Rajab, bulan yang dimuliakan Allah, di mana kita diingatkan kembali akan adanya peristiwa yang bersejarah yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj. Isra berarti diberangkatkannya Nabi Muhammad SAW oleh Allah pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha terus naik ke langit ke tujuh sampai ke Sidratul Muntaha dan akhirnya ke Mustawa. Di sini beliau menerima perintah shalat yang tadinya ditetapkan lima puluh waktu, lalu turun lima-lima waktu dan akhirnya menjadi lima waktu.
Allah SWT berfirman : سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ اْلأَقْصَا الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ.
Artinya : “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS 17 Al-Israa 1).
Shalat menurut bahasa artinya do’a atau permohonan, sedangkan menurut istilah berarti serangkaian ibadah yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Mengingat shalat merupakan salah satu ibadah mahdhah yaitu ibadah yang secara langsung berhubungan dengan Allah SWT, maka kita jaga jangan sampai melakukan shalat namun masih saja melakukan perbuatan maksiat dan mungkar.
Sebagai­mana firman Allah dalam Al-Qur’an:  ..وَأَقِمِ الصَّلَوةَ إِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ..  , artinya : “…dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar…” (QS. 29 Al-Ankabuut 45).
Kita menyadari bahwa shalat yang kita kerjakan memiliki nilai spritual yang tinggi, sebab dalam shalat terdapat dimensi berdzikir kepada Allah yang harus kita laksanakan dengan penuh keikhlasan dan kekhusyuan sebagai bukti ketaqwaan kita kepada Allah SWT.Karena di dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda :
 إِذَاكََانَ آَخِرُالزَّمَانِ صَارَتْ اُمَّتِى ثَلاَثَ فِرَاقٍ : فِرْقَةٌ يَعْبُدُوْنَ اللهَ خَالِصًا, وَفَرْقَةٌ يَعْبُدُوْنَ اللهَ رِيَاءً, وَفِرْقَةٌ يَعْبُدُوْنَ اللهَ لِيَسْتَأكِلُوْابِهِ النَّاسَ ِ
Artinya : “Apabila telah datang akhir zaman, umatku akan menjadi tiga golongan : 1) Golongan yang beribadah kepada Allah dengan ikhlas (karena Allah), 2) Golongan yang beribadah kepada Allah dengan riya (pamer), 3) Golongan yang beribadah kepada Allah dengan tujuan untuk mencari makan dari manusia (untuk mencari keuntungan duniawi)” (HR. Imam Thabrani).
Dalam suasana bulan Rajab ini, bulan yang dimuliakan oleh Allah, di mana Nabi Muhammad SAW menjalankan perintah shalat. Namun sangat berat bagi umat Islam untuk mengerjakan shalat dengan baik sebagaimana yang telah di contohkan Rasulullah SAW, sehingga banyak masjid di mana-mana, namun sangat sedikit orang yang beribadah.
Hal ini digambarkan di dalam kitab Minhajul Abidin hal.17 yang dikarang oleh Hujjatul Islam Imam Ghazali di mana sahabat Ibnu Mas’ud telah meriwayatkan sebuah hadits kepada sahabat Harist bin Umairah bahwa Nabi SAW telah bersabda kepadanya :
اِنْ يُدْفَعْ عَنْ عُمْرِكَ سَيَأْتِى زَمَانٌ كَشِيْرٌخُطَبَآؤُهُ قَلِيْلٌ عُلَمَآءُهُ كَسِيْرٌسُؤَّالُهُ قَلِيْلٌ مُعْطُوْهُ اَلْهَوَى فِيْهِ قَائِدٌ لِلْعِلْمِ, قَالَ : وَمَتَىذلِكَ يَارَ سُوْلُ اللهُ ؟ قَالَ : اِذَا اُمِيْتَتِ الصَّلاَةُ وَقُبِشْلَتِ الرَّشَا وَيُبَاعُ الدِّيْنَ بِعَرَضٍ يَسِيْرٍ مِنَ الدُّنْيَا فَالنَّجَاءَ اَلنَّجَآءَ وَيْحَكَ ثُمَّ النَّجَآءَ
artinya : “Apabila Allah panjangkan umur kamu, maka nanti akan datang kepadamu suatu zaman dimana banyak sekali juru-juru da’wah dan sedikit sekali ulama-ulamanya, banyak sekali orang yang meminta dan sedikit sekali orang yang memberi, hawa nafsu pada saat itu menjadi pem­bimbing dari ilmu pengetahuan mereka. Sahabat Harist bin Umairah bertanya : Kapankah terjadi zaman itu ya Rasulullah ? Nabi SAW bersabda: “Apabila shalat sudah ditinggalkan orang dan apabila suap menyuap sudah di anggap biasa (di jadikan budaya) dan agama sudah di jual belikan dengan harga yang murah dari harta dunia, maka carilah selamat olehmu, carilah selamat olehmu, dan berhati-hatilah, carilah selamat olehmu”.
Ada satu gambaran lagi dari Nabi SAW tentang tanda-tanda akhir zaman sebagaimana sabdanya :يُوْشِكُ اَنْ يَأْتِيَ عَلَىالنَّاسِ زَمَانٌ لاَيَبْقَىمِنَ اْلإِسْلاَمِ اِلاَّاِسْمُهُ وَلاَيَبْقِىمِنَ الْقُرْأَنِ اِلاَّرَسْمُهُ وَمَسَاجِدُهُمْ عَامِرَةٌ وَهِيَ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى وَعُلَمَاءُهُمْ شَرُّ مَنْ تَحْتَ اَدِيْمِ السَّمَاءِ مِنْ عِنْدِهِمْ تَخْرُجُ الْفِتَنُ وَفِيْهِمْ تَعُوْدُ
artinya : “Akan datang kepada manusia suatu zaman ketika itu Islam tidak tinggal, kecuali namanya dan Al Qur’an tidak tinggal kecuali tulisannya dan masjid-masjid megah, namun kosong dari petunjuk Allah, Ulamanya termasuk manusia paling buruk yang berada di bawah langit, karena dari mereka timbul beberapa fitnah dan akan kembali kepadanya” (HR. Imam Baihaqi dari sahabat Ali bin abi Thalib RA).   
Mudah-mudahan kita bisa membentengi diri, keluarga dan lingkungan kita dari ajaran-ajaran yang menyimpang dan merusak aqidah umat Islam dari berbagai tantangan yang akan menghancurkan moral umat Islam dengan bermacam-macam cara dan mudah-mudahan Allah menguatkan iman dan Islam kita di dalam menjalankan perintah Allah SWT. Amin 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas XI Bab 2 Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur

Tari Lenggang Patah Sembilan: Tari Klasik Kesultanan Serdang di Sumatra Utara

Metode dan Teknik Pembelajaran diposkan oleh Sapri