Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Fase E. Akhlak

Riya dan Penanggulangannya Ingin terlihat baik, rajin, sempurna, dan saleh di hadapan umum merupakan tabi’at dasar manusia. Tabi’at dasar ini sangat sulit dilepaskan dalam diri manusia. Terlebih lagi, tidak ada manusia di dunia ini yang tidak ingin dipuji oleh orang sekitarnya. Bahkan untuk mendapatkan pujian itu, pencitraan diri sendiri pun dilakukan. Misalnya, pura-pura baik, dermawan, rajin, saleh ketika ada orang, diliput wartawan, atau pemotretan. Dalam kamus Islam, prilaku semacam ini disebut riya. Riya berati mengerjakan perbuatan lantaran mengharap pujian dan sanjungan orang lain, bukan didasarkan keikhlasan. Sifat ini tentu tidak lah elok dan bertentangan dengan doktrin Islam yang mengajarkan keikhlasan. Apalagi jika riya itu terbawa dalam urusan ibadah. Amalan yang dilakukan tidak akan ada nilainya di mata Allah SWT jika dikerjakan atas dasar ingin memperoleh pujian dan sanjungan manusia. Menurut Izzuddin bin Abdus Salam, ketika riya menghantui orang yang mau atau tengah beri