Bersegera melakukan kebaikan


bersegera dalam kebaikan

Berlomba-lombalah dalam Kebaikan

Allah Ta’ala berfirman,

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ

“Berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (QS. Al Baqarah: 148). Maksud ayat ini kata Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin adalah jadilah yang nomor satu dalam melakukan kebaikan. (Syarh Riyadhus Sholihin, 2: 6).

Begitu juga Allah Ta’ala berfirman,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133).

Di antara perintah untuk bersegera dalam kebaikan yaitu perintah untuk menduduki shaf pertama. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا

“Sebaik-baik shaf laki-laki adalah shaf pertama dan yang jelek adalah yang terakhir. Sebaik-baik shaf perempuan adalah yang terakhir dan yang jelek adalah yang awal.” (HR. Muslim no. 440). Lihatlah di sini, ini adalah perintah yang menandakan untuk segera melakukan kebaikan.

Bersegeralah Melakukan Kebaikan Sebelum Datang Musibah

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim no. 118).

Hadits ini berisi perintah untuk bersegera melakukan amalan sholih. Yang disebut amalan sholih adalah jika memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas pada Allah dan mengikuti tuntunan Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Jika tidak memenuhi syarat ini, suatu amalan tidaklah diterima di sisi Allah.

Dalam hadits ini dikabarkan bahwa akan datang fitnah seperti potongan malam. Artinya fitnah tersebut tidak terlihat. Ketika itu manusia tidak tahu ke manakah mesti berjalan. Ia tidak tahu di manakah tempat keluar.

Fitnah boleh jadi karena syubuhaat (racun pemikiran), boleh jadi timbul dari syahwat (dorongan hawa nafsu untuk bermaksiat).

Fitnah di atas itu diibaratkan dengan potongan malam yang sekali lagi tidak diketahui. Sehingga seseorang di pagi hari dalam keadaan beriman dan sore harinya dalam keadaan kafir. Dalam satu hari, bayangkanlah ada yang bisa demikian. Atau ia di sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi harinya kafir. Mereka bisa menjadi kafir karena menjual agamanya.

Bagaimanakah bisa menjual agama?  Menjual agama yang dimaksud di sini adalah menukar agama dengan harta, kekuasaan, kedudukan atau bahkan dengen perempuan.

Pelajaran lainnya dari hadits ini:

1- Wajibnya berpegang teguh dengan agama.

2- Bersegera dalam amalan sholih sebelum datang cobaan yang merubah keadaan.

3- Fitnah akhir zaman begitu menyesatkan. Satu fitnah datang dan akan berlanjut pada fitnah berikutnya.

4- Jika seseorang punya kesempatan untuk melakukan satu kebaikan, maka segeralah melakukannya, jangan menunda-nunda.

5- Jangan menukar agama dengan dunia yang murah.

Semoga Allah memberi kita taufik untuk bersegera dalam kebaikan dan terus menjaga agama kita.

bagaimana menjual agama ❓

Jawaban:
Sungguh telah shahih dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: "bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datang fitnah seperti potongan malam yang gelap"

bersegeralah beramal maksudnya:

adalah amal shalih,

 Sebelum terjadi fitnah seperti potongan malam yang gelap, dipagihari dia muslim dan disore hari kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.

 Maknanya adalah bahwasanya keasingan Islam bertambah sampai dipagi hari seorang muslim beriman dan disore harinya kafir dan sebaliknya disore hari beriman, dan dipagi harinya menjadi kafir,

 Menjual agamanya dengan perhiasan dari dunia"  hal itu seperti dia mengatakan dengan ucapan kufur, atau beramal dengannya untuk dunia,

 Dipagi hari dia dalam keadaan beriman, dan datanglah seseorang kepadanya mengatakan: jika engkau mencela Allah dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, meninggalkan shalat kami akan berikan kepada engkau *sekian sekian,*

 Halalkan zina, halalkan khamr , kami akan berikan engkau *sekian sekian,*

 dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia,  dipagihari dia kafir atau disore hari demikian pula,

 Atau mereka mengatakan: *jangan engkau bersama orang-orang yang beriman kami akan beri engkau sekian sekian* agar engkau bersama orang-orang kafir ,
  maka hal tersebut menggiurkannya dia bersama orang-orang kafir, didalam golongan, dan penolong penolong orang-orang kafir, dikarenakan dia diberi harta yang banyak,
 Maka dia menjadi penolong orang-orang kafir dan musuh bagi orang-orang mukmin,

 Jenis-jenis kemurtadan banyak sekali, *dan yang sering terjadi adalah dikarenakan dunia.*

Cinta dunia dan lebih mengutamakannya dari akhirat, oleh karena ini beliau shalallahu alaihi wasallam bersabda: menjual agamanya dengan perhiasan dunia,

Didalam  lafadz yang lain :
" Bersegeralah untuk beramal shalih tidakkah kalian menunggu melainkan :
kefaqiran yang membuat lupa(sibuk mencari rezeki sehingga melupakan perkara perkara  lain yang mendatangkan mashlahat untuknya)
atau kekayaan yang menjadikan pelakunya bertindak zalim (disebabkan kekayaannya dia bertindak semena-mena)
- atau kematian yang membinasakan,
- atau penyakit yang merusak
- atau menunggu Dajjal,  Dajjal adalah sejelek jelek yang ditunggu,
atau menunggu hari kiamat yang dalam keadaan kiamat adalah sesuatu yang sangat berat dan menakutkan.

 Seorang mukmin bersegera untuk beramal, dia waspada bisa jadi dia ditimpa musibah dengan kematian yang segera, kematian mendadak, bisa jadi dia diuji dengan sakit yang mengganggu kekuatannya sehingga dia tidak bisa beramal, bisa jadi juga dia diuji dengan kepikunan dan perkara perkara yang lain,

 Wajib bagi setiap insan untuk memanfaatkan kehidupannya,* sehatnya dan akalnya untuk melakukan amal shalih, Sebelum terhalang antara dia dengan hal-hal itu,
 Bisa jadi disebabkan musibah berupa sakit dan selainnya, bisa jadi pula disebabkan musibah tamak terhadap dunia, cinta dunia dan lebih mengutamakannya dari akhirat, dan dihiasinya dunia tersebut oleh musuh-musuh Allah dan para da'i yang mengajak pada kekufuran dan kesesatan

Referensi:

Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilaliy, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, 1: 150.

Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, cetakan tahun 1426 H, 2: 16-20.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas XI Bab 2 Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur

Tari Lenggang Patah Sembilan: Tari Klasik Kesultanan Serdang di Sumatra Utara

Metode dan Teknik Pembelajaran diposkan oleh Sapri