PENGARUH PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR



PENGARUH PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR
Di postkan oleh Sapri
    Pemberian tugas merupakan sarana yang baik untuk merangsang dan mengarahkan kegiatan belajar, baik didalam maupun diluar kelas. Tugas membantu para siswa mengembangkan sikap yang baik (favorable) terhadap pekerjaan yang dilakukan. Melalui penyelesaian tugas, para siswa mendapat kepercayaan diri karena pencapaiannya, dan setiap tugas yang diselesaikan dipandang sebagai motivasi untuk mengerjakan lebih baik pemberian tugas dapat merupakan sarana untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan kerja yang tidak tergantung (Lardizabel et al,. 1978: 236)
Dalam hubungan antara metode pemberian tugas dengan kegiatan belajar. Aquino (1974: 236), menyatakan bahwa meskipun perencanaan dan penyelenggaraan penugasan merupakan pekerjaan yang sulit untuk guru–guru tertentu, usaha ini dapat memberikan keuntungan yang besar, dalam artian perkembangan para siswanya. Guna mendapatkan dukungan bukti–bukti empirik tentang manfaat tugas bagi peningkatan hasil belajar, berikut diketengahkan beberapa penelitian yang telah di lakukan beserta temuannya.
Simmons (1970) melaporkan penelitian yang diselenggarakan di Tunisia untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sebagai variabel dependennya adalah hasil belajar bahasa, pada siswa–siswa diperkotaan. Temuan penelitiannya baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah, menunjukan adanya hubungan positif yang signifikan (p < 0,05) antara pemberian tugas dengan peningkatan hasil belajar bahasa. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah regresi ganda.
Thorndike (1973) melaporkan hasil penelitiannya di Chile dengan populasi penelitian murid–murid sekolah dasar. Sebagai variabel dependennya adalah hasil belajar membaca dan science (IPA), Dalam hal ini biologi. Thorndike menggunakan teknik analisis regresi ganda. Temuan penelitiannya adalah bahwa terdapat hubungan atau pengaruh positif antara pemberian tugas (assigment) dengan hasil belajar mata pelajaran membaca dan biologi, pada tingkat signifikansi (p < 0,05). Masih penelitian di Chili, di sekolah menengah Schiefelbein Farrell (1973) melaporkan penelitiannya tentang pengaruh pemberian tugas terhadap peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran bahasa dan matematika. Temuan penelitiannya adalah bahwa terdapat pengaruh yang signifikan (p < 0.05) pemberian tugas terhadap meningkatan hasil belajar bahasa dan matematika.
    Heynema dan Loxely (1983: 1162–1194) menyelenggarakan penelitian mengenai hubungan antara tugas dan hasil belajar. Penelitiannya dilakukan di Botswana untuk jenjang pendidikan dasar. Dua mata pelajaran yang dijadikan penelitian adalah hasil belajar mata pelajaran membaca dan matematika. Melalui penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian tugas dengan peningkatan hasil belajar.
Comber dan Keeves (1973) melaporkan sekaligus tiga penelitiannya di Iran, India dan Thailand. Sebagai variabel dependennya adalah hasil belajar membaca dan IPA (science). Ternyata tidak terdapat keajegan dalam temuan penelitian ini. Pada kasus di Iran, di temukan hubungan positif yang signifikan (p < 0.05). Sedang pada kasus di India dan Thailand, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian tugas dengan peningkatan hasil belajar membaca dan IPA. Penelitian yang memerlukan ujian yang keseluruhan (comprehensive exam) sebagai variabel dependen dilakukan di Brazilia. Penelitian itu berpopulasi siswa di pedesaan. Temuannya menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian tugas dengan hasil belajar pada keseluruhan mata pelajaran pada taraf signifikan (p < 0.05), sebagai di laporkan (Armitage et al., 1986).
Sumadji Sastrosuparno (1986) melakukan penelitian tentang pengaruh tugas pekerjaan rumah terstruktur terhadap prestasi belajar. Perlakuan pemberian tugas pekerjaan rumah terstruktur kepada siswa dilakukan setiap selesai kegiatan kuliah pada mata pelajaran biologi vertebrata selama satu semester. Rancangan penelitian ini adalah pre–post test dengan dua kelompok, yaitu kelompok R1 sebagai kelompok eksperimen dan kelompok R2 sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang mendapatkan tugas pekerjaan rumah tersruktur dengan siswa yang tidak mendapatkan tugas.
  Penelitan–penelitian tersebut, menunjukkan bahwa enam dari sembilan studi menemukan frekuensi atau adanya pemberian tugas (assigment maupun homework) berhubungan secara positif dan sinifikan dengan hasil belajar.
Sedangkan pengertian pemberian tugas seperti saya ungkapkan di bawa ini
Banyak pengertian tentang pelaksanaan metode pemberian tugas menurut para ahli antara lain: Sumantri M Permana J, (2003:15) “bahwa pelaksanaan metode pemberian tugas diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta  didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok”. Pelaksanaan metode pemberian tugas Dimyati (2004:67) mengemukakan “pelaksanaan metode pemberian tugas pada umumnya ditandai suatu pembahasan pertanyaan dan jawaban, dimana guru mengajukan pertanyaan dan para siswa menyediakan sejumlah jawaban berdasarkan sebuah buku teks atau penyajian pendek guru sebelum pemberian tugas. Secara logis metode pemberian tugas bergantung pada umpan balik personal, yakni umpan balik yang ditujukan kepada setiap penjawab secara pribadi”.
Ada kelebihan-kelebihan metode pemberian tugas antara lain:
a.    Sulit mengontrol siswa apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang lain
b.    Sulit memberi tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
c.    Tugas yang monoton dapat membosankan siswa
d.   Tugas yang banyak dan sering membuat beban dan keluhan siswa
e.    Tugas kelompok di kerjakan orang tertentu atau siswa yang rajin dan  pintar (Sumarti, 1999:63)

Pelaksanaan metode pemberian tugas meliputi:
a.    Membuat rangkuman
Rakuman adalah bentuk pendek dari suatu uraian atau pembicaraan. Dalam ringkasan atau rangkuman, urutan isi bagian dan sudut pandangan (pendapat) asli pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan. Sementara itu, ikhtisar adalah bentuk pendek dari suatu uraian atau pembicaraan, tetapi dalam pembuatannya tidak perlu mempertahankan urutan isi dari suatu karangan secara proporsional. Penulisan ikhtisar bisa langsung tertuju pada pokok permasalahan. Ikhtisar disebut juga intisari dari suatu uraian dari materi Tata Surya
Rangkuman adalah menulis kembali gagasan utama yang terdapat dalam sebuah tulisan yang telah kita baca. Membuat rangkuman bertujuan untuk menguji kemampuan pembaca menemukan butir-butir penting dalam bacaan lalu menyusunnya kembali menjadi sebuah ringkasan yang baik. Sebuah ringkasan yang baik harus berbentuk karangan. Artinya, menulis ringkasan harus disusun menjadi kalimat-kalimat yang utuh dan berkaitan satu sama lainnya (kohesif dan koherensif).
b.    Membuat makalah
Siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat makalah khususnya mengenai Tata Surya kemudian siswa mempersentasikan hasil makalah yang telah dibuat.

c.    Menyelesaikan soal-soal
Martinis Yamin (2007 :29) bahwa menyelesaikan soal-soal adalah sebagai dasar dengan:
1)      Anak menyelesaikan soal instrumen tes (pre-tes dan pos-tes).
2)      Anak melaksanakan  strategi pembelajaran.
3)      Anak melaksanakan media yang cocok.
4)      Melaksanakan proses belajar yang sesuai.

Berbagai bentuk media yang dapat digunakan untuk dalam belajar ke arah lebih kongkret, menurut Asnawir (2002:29) menyelesaikan soal dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
1)      Melalui media yang dapat dilihat misalnya papan tulis, chart, poster dan sebagainya.
2)      Soal bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya radio, tape recorder  dan sebagainya.
3)      Soal yang bisa dilihat dan didengar misalnya film, televisi dan sebagainya.
4)      Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama dan sebagainya.

Dari penjelasan di atas, maka penyelesaian soal bagi siswa meliputi anak menyelesaikan soal instrumen tes (pre-tes dan pos-tes), anak melaksanakan  strategi pembelajaran, anak melaksanakan media yang cocok, melaksanakan proses belajar yang sesuai.
d.   Mengadakan observasi
Menurut Dendy Sugono (2006:450) bahwa mengadakan observasi adalah meninjau lokasi sebelum siswa kegiatan yang akan digunakan. Sedangkan Sutan Rajasa (2002:429) bahwa mengadakan observasi adalah  melakukan pengamatan untuk keperluan sesuatu.
e.    Mengadakan latihan
Dengan pelaksanaan mengadakan latihan guru dapat mengukur sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar mengajar (Martinis Yamin, 2007:59)
Menurut Suharsimi Arikunto (2008 :24) ada suatu prinsip umum dan penting dalam kegiatan mengadakan latihan, yaitu adanya triangulasi  atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara : tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi
f.     Mendemontrasikan
Dendy Sugono (2006:450) bahwa mendemontrasikan yaitu memperagakan atau mempertunjukan cara melakukan sesuatu didepan kelas. Sedangkan Sutan Rajasa () bahwa mendemontrasikan peraga atau penyajian suatu pengetahuan bagi khalayak ramai untuk mempertunjukan bagaimana cara melaksanakannya serta mempergunakakannya.
g.    Mmenyelesaikan pekerjaan
Pelaksanaan pemberian tugas anak menyelasikan pekerjaan, banyak macam diantaranya berupa pekerjaan rumah, kerja kelompok dan kerja praktek.
Pelaksanaan metode pemberian tugas diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta  didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok
Sistem pendidikan nasional dan rumusan tujuan pendidikan; baik tujuan  kurikuler maupun tujuan instruksional pada umumnya menggunakan klasifikasi hasil belajar, Bloom (Sudjana, 2005:125) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,  ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman), aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas XI Bab 2 Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur

Tari Lenggang Patah Sembilan: Tari Klasik Kesultanan Serdang di Sumatra Utara

Metode dan Teknik Pembelajaran diposkan oleh Sapri