Khotbah Jumat: Lima Pesan Rasul kepada Umatnya

LIMA PESAN RASULULLAH SAW.
KHOTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ  وَنَعُوْذُبِااللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا   وِمِنْ سَيِّئَاتِ   أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
اَشْهَدُ اَنْ لآَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
   اَللّهُمَّ صَلِّى عَلىَ سيدنا مُحَمَّد  وَعَلَى آلِهِ وَصَحـْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
 إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ  وَلاَتَمُوْتُونَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
 أَمَّا بَعْدُ 
HSJ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Kepada Allah lah, kita bersyukur, atas limpahan kenikmatan, yang tak pernah berhenti dikucurkannya kepada kita. Dialah Allah swt yang telah memberikan nikmat keimanan, nikmat rezeki dan nikmat kesehatan kepada kita. Allah pula yang telah menyisipkan hidayah dalam hati kita, dengan hidayah tersebut, Allah SWT telah menggerakkan hati kita untuk melangkahkan kaki  menuju masjid ini. Sehingga kita bisa berkumpul bersama untuk menunaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan shalat Jumat dan mendengarkan khutbah Jumat yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan shalat Jumat ini.
Selanjutnya, izinkanlah khatib mengingatkan kita semua, termasuk diri khotib sendiri agar senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.  Karena tidak ada bekal terbaik yang dapat menyelamatkan diri kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat kelak kecuali dengan taqwa.
Jamaah rahimakumullah
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad, diceritakan bahwa ketika hari keberangkatan Muadz bin Jabal, untuk berdakwah ke Yaman telah tiba, Muadz berpamitan kepada Rasulullah saw dan para sahabat lainnya. Rasa berat meninggalkan kampung halaman apalagi harus berpisah dengan Rasul membuat muaz menangis. Rasul kemudian bertanya: Mengapa engkau menangis?. Muadz menjawab:Wahai Rasulullah, aku menangis karena akan berpisah denganmu.
Menghadapi kenyataan ini, maka Rasulullah saw berpesan kepada Muadz . Rasulullah saw bersabda:

لاَ تَجْزَعْ إِنَّ الْجَزَعَ مِنَ الشَّيْطَانِ يَامُعَاذُ إِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَاكُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ يَامُعَاذُ اذْكُرُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ عِنْدَ كُلِّ حَجَرٍ وَشَجَرٍ وَمَدَرٍ

 janganlah bersedih, karena sesungguhnya bersedih itu datangnya dari syaitan. Wahai Muadz, bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapus keburukan dan berakhlaklah kepada orang lain dengan akhlak yang baik. Wahai Muadz, ingatlah selalu kepada Allah azza wa jalla, baik ketika berada di daerah bebatuan, daerah penuh pepohonan maupun daerah perkotaan."
HSJ
Dari hadits di atas, dapat kita simpulkan bahwa untuk menjalani kehidupan dengan baik, maka Rasulullah saw berpesan lima hal yang juga merupakan  pesan kepada kita semua dalam menjalani hidup ini.
Pertama
لاَ تَجْزَعْ إِنَّ الْجَزَعَ مِنَ الشَّيْطَانِ
Janganlah bersedih, karena sedih datangnya dari syaitan.
Pada dasarnya kesedihan merupakan sesuatu hal yang wajar,  akan tetapi  kesedihan bisa menjadi tidak wajar dan dianggap datangnya dari syaitan ketika terjadi kematian orang yang kita cintai, ia tidak bisa menerima kenyataan itu atau bisa juga sedih karena  kekurangan harta benda yang membuatnya menjadi putus asa.
maka Laa Tajza’ dalam hadits di atas bisa dipahami sebagai tidak sabar terhadap sesuatu yang menimpa yang membuat seseorang menjadi sedih.
Kedua,
 إِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَاكُنْت
Bertaqwalah kamu kepada Allah dimana Saja kamu berada.
Taqwa adalah memelihara diri kita dari siksa Allah, dengan mengikuti segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah swt dalam situasi dan kondisi apapun, bahkan dimanapun kita berada, ini merupakan kunci kemuliaan bagi manusia, sehingga setiap mukmin harus berusaha untuk bertaqwa kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya taqwa.  Taqwa disebutkan oleh Allah swt sebagai sebaik-baiknya pakaian sebagaimana pakaian jasmani harus selalu melekat dalam tubuh kita, kemanapun kita  pergi, maka taqwa sebagai pakaian rohani harus selalu melekat dalam jiwa kita, sehingga menjadi warna dan arah kehidupan kita.
Oleh karena itu, apabila kita telah bertaqwa, maka kita menjadi manusia yang paling mulia, sebagaimana Allah swt berfirman:
اِنَّ اَكرَمَكُم عِندَ اللهِ اَتقَكمْ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah diantara kamu adalah orang yang paling bertaqwa. (QS Al Hujurat [49]:13)

Ketiga
 وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَة
َ تَمْحُهَا
ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan akan menghapus keburukan

Sebagai manusia yang sering dikatakan sebagai makhluk yang tidak luput dari salah dan dosa, maka keburukan yang telah kita dilakukan tidak boleh menjadi kebiasaan apalagi sampai membentuk karakter kepribadian yang buruk. Oleh karena itu,  setiap muslim harus menghapus dan  menutupi kesalahan itu dengan berbuat kebaikan sehingga perbuatan baik lebih mendominasi perjalanan hidup kita.
Keempat
  وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Berakhlak kepada manusia dengan akhlak yang baik.

Manusia antara satu dengan yang lainnya harus bergaul dan berinteraksi, karena itulah Nabi berpesan kepada Muadz yang juga berarti berpesan kepada kita semua agar kita bergaul kepada manusia dengan akhlak yang baik, apalagi Allah swt mengutus Rasulnya untuk memperbaiki akhlak manusia. Akhlak yang baik pada orang lain merupakan cermin dari keimanan kita yang sempurna, karena sangat penting untuk menunjukkan akhlak kita dihadapan sesama manusia karena hal itu menjadi tolok ukur keimanan kita.
Kelima
   اذْكُرُ اللهَ
selalu Berdzikir kepada Allah swt.
Orang yang berdzikir kepada Allah swt berarti orang itu selalu ingat kepada Allah swt yang membuatnya tidak akan menyimpang dari ketentuan-ketentuan Allah,  Bagi seorang muslim, berdzikir merupakan hal yang sangat penting, karena satu-satunya perintah Allah swt yang menggunakan kata katsira (banyak) adalah zikir sebagaimana firman Allah swt:

يَآ يُّـهَـا الَّذِين اَمَنُوا اذُكُـرُ اللهَ ذِكرًا كَثِيرُا ...
Hai orang yang beriman, berdzikirlah kamu kepada Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya"(QS Al Ahzab [33]:41).

sampai-sampai Rasulullah saw mengumpamakannya antara orang yang hidup dengan orang yang mati, hal ini berarti orang yang selalu berzikir itu akan menghidupkan jiwanya, Rasulullah saw bersabda:

مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَيَذْكُرُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dan orang yang  mati"(HR. Bukhari).

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم

Khotbah kedua

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قُلُوْبٍ لاَ تَخْشَعُ وَمِنْ نُفُوْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
وَاَدْخِلْنَا  الْجَنَّةَ  مَعَ اْلأَبْرَارِ   يَاعَزِيْزُ  يَاغَفَّارُ  يَارَبَّ  الْعَالَمِيْنَ

بَارَكَ اللهُ فِى القُرآنِ العَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَايَّاكُم بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ والذِّكرِ الحَكِيم, اِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيم فَاستَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِيْ وَلَكُمْ اِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيْم



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas XI Bab 2 Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur

Tari Lenggang Patah Sembilan: Tari Klasik Kesultanan Serdang di Sumatra Utara

Metode dan Teknik Pembelajaran diposkan oleh Sapri