Khotbah Jumat Penghujung Ramadhan


Khutbah Jum’at di Penghujung Bulan Ramadhan dan Menyambut Hari Raya

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Khutbah Pertama:

اِنَّ الْحَمْد ﷲِ نَحْمَدُهُ وًنَسْتَعِنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُباﷲِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَلِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اﷲُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اﷲُ وَحدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اﷲ حَقَّ تُقَاتِه وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ( ال عمران : ١۰٢)
أَمَّا بَعْدُ :

Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yg telah diberikannya kepada kita. Kita bersyukur karena telah melewati sebagian besar dari bulan Ramadhan dan sekarang kita telah memasuki hari yang ke 28 bulan ramadam. Bulan yang memiliki begitu banyak keutamaan dan kemuliaan disyariatkan di dalamnya berbagai macam ibadah yang mulia. Semoga Allah menerima segala amal kebaikan kita di dalam bulan ramadan, baik berupa puasa, qiyamul lail, qiraatil qur’an, shadaqah dan amal ibadah yang lainnya.
Jama’ah Jum’ah yang semoga dirahmati oleh Allah

Tidak lupa pada kesempatan yang berbahagia ini, melalui mimbar jum’at yang mulia ini khatib mengajak kepada jama’ah sekalian untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya taqwa. Sesungguhnya ketaqwaanlah sebaik-baik bekal baik di dunia maupun akhirat. Allah berfirman,

وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Al Baqarah: 197)

Dalam sebuah hadis Rasulullah juga bersabda, Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung penutupnya [HR Bukhari no. 6012].
Untuk itu pada kesempatan berbahagia ini khatib ingin menyampaikan beberapa hal yang hendaknya diperhatikan kaum muslimin di penghujung bulan ramadan yang mulia ini.

Pertama, Meningkatkan Ibadah diakhir bulan Ramadan
Rasulullah saat diawal bulan Ramadhan sama seperti bulan-bulan sebelumnya, tetapi begitu memasuki sepuluh hari terahir di bulan Ramadhan beliau mulai mengikatkan tali pinggangnya (bersungguh-sungguh)  dalam ibadah. Rasulullah iktikaf, qiyamul lail dan melakukan amalan lainnya. Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Bahwasanya Rasulullah apabila masuk kesepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Muttafaq’alaihi)

Dan demikian juga para sahabat, mereka menjadikan penghujung ramadhan untuk fokus beribadah kepada Àllah. Mereka puasa di siang harinya, dan bangun berdiri dimalam hari untuk qiyamul lail. Jauh sekali perbandingannya dengan kaum muslimin di saat ini, menjelang berakhir Ramadhan  masjid masjid semakin sepi, jama’ah shalat fardhu dan tarawih semakin berkurang. Sebaliknya pasar-pasar semakin rame, mall dan pusat perbelanjaan lainnya semakin rame pengunjungnya


Jama’ah Jum’ah yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala

Kedua, Istiqomah

Sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang istiqomah [HR Muslim no. 783].
Kita berharap
Jangan sampai kaum muslimin menjadikan bulan Ramadhan hanya sebagai amalan musiman. Dengan berakhirnya Ramadhan bukan berarti berakhir pula segala amal ibadah yg kita lakukan. Hendaknya kita senantiasa menjaga amal ibadah kita diluar bulan ramadan.

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
QS Al-Hijr: 99

Ketiga, mengeluarkan zakat fitrah

Diantara petunjuk rasulullah di penghujung Ramadhan adalah mengeluarkan zakat fitra.
Baik dia laki-laki atau perempuan,merdeka atau budak berlian, besar atau kecil semuanya diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah sebanyak 2.5 kg berupa beras. Bagi añak2 atau budak berlian maka orang tua atau majikannyalah yang wajib mengeluarkanñya.
 Kewajiban mengeluarkan zakat fitrah ini adalah manifestasi dari rasa sosial kita kepada fakir miskin yg hidupnya selalu dalam kesulitan, sebagaimana fungsi źakat fitrah adalah untuk membersihkan harta benda yang kita miliki dari segala noda artinya dg zakat fitrah kita dibersihkan dari sifat yg keji dan kotor baik sifat tamak, kikir, sombong, dengki dan dari sifat tercelah lainnya. Maka berbahagialah kita karena kita dapat berpuasa dan diakhir bulan ramadan kita dapat mengeluarkan zakat

قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), QS Al-Ala:14:
Hadirin yg diràhmati Allah.
Itulah hàl yang harus kita perhatikan dipenghujung bulan ramadan ini. Semoga amal ibadah kita dibulan ramadan ini dapat membentuk karakter manusia yang bertaqwa kepada Allah sebagaimana tujuan akhir dari ibadah puasa kità yaitu la al lakum tàttakun.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Doa

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا . وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas XI Bab 2 Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur

Tari Lenggang Patah Sembilan: Tari Klasik Kesultanan Serdang di Sumatra Utara

Metode dan Teknik Pembelajaran diposkan oleh Sapri