EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MASA PANDEMI DI KELAS XI IPA3 SMA NEGERI 7 PONTIANAK
EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO
DALAM
PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MASA PANDEMI DI KELAS XI IPA3 SMA NEGERI 7 PONTIANAK
Sapri
SMA Negeri 7 Pontianak
e-mail. sapri.ahmad2@gmail.com/sapri47@guru.sma.belajar.id
Abstrak
Tujuan penelitian dengan menggunakan Media Video dalam proses
mengajar di masa pandemi adalah untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar
dan hasil penilaian di masa Pandemi dengan menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yaitu siklus I dan Siklus II data yang diambil dalam penelitian
berupa hasil observasi belajar siswa, yang dilakukan dengan bertahap-tahap mengalami peningkatan yang signifikan daripada siklus I pertemuan
1, 2
dan 3. Sedangkan pada penerapan siklus II pertemuan keempat
rata-rata hasil belajar siswa terdapat 90% yang memperolah nilai yang tuntas
sesuai KKM yang ada. Meningkatnya efektivitas siswa dalam proses pembelajaran
juga berdampak pada meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang
diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang diberikan pada setiap
akhir pembelajaran daring pada siswa yang mempu memperoleh nilai sesuai KKM.
Kata Kunci: Media Video, Belajar Mengajar, Masa Pandemi
PENDAHULUAN
Covid-19 pertama kali ditemukan di kota
Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah
menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa
bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini
sebagai pandemi global (I Gusti Agung Ayu Wulandari & Gusti Ngurah Sastra
Agustika, 2020:516). Pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk
meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring
(dalam jaringan) atau online.
Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah
provinsi pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh Provinsi
Kalimantan Barat. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di daerah
yang belum ada fasilitas internet. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan
sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau computer.
Meskipun sekolah ditutup namun kegiatan belajar mengajar atau
proses pembelajaran tidak berhenti, berdasarkan surat edaran menteri pendidikan
dan kebudayaan bahwa seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan dengan system pembelajaran
dalam jaringan (daring) di rumah. Pembelajaran daring merupakan sebuah
pembelajaran yang dilakukan dalam jarak jauh melalui media berupa internet dan
alat penunjang lainnya seperti telepon seluler dan computer (Hilna Putria dkk
(2020: 863).
Pembelajaran daring (dalam jaringan) adalah sistem pembelajaran dengan
tidak tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui
online yang menggunakan jaringan
internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan,
meskipun siswa berada di rumah. Maka solusinya adalah guru dituntut untuk dapat
mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Proses pembelajaran daring
selama ini banyak dilakukan pemberian tugas melalui whatsapp, video conference,
google form, ataupun melalui aplikasi khusus yang tersedia. Namun salah
satu siswa mengaku lebih sering mendapatkan penugasan melalui whatsapp, lalu
ditulis di buku dan difotokan untuk dikirim ke guru. Untuk kegiatan video conferencce
juga dilakukan terjadwal, satu minggu dua kali untuk melakukan diskusi.
Penugasan melalui aplikasi google form juga dilakukan, dimana
setelah selesai mengerjakan tugas akan langsung muncul nilainya (Oktafia Ika
Handarini & Siti Sri Wulandari, 2020).
Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). Dari
hasil pengamatan di SMA Negeri 7 Pontianak guru sudah dapat melakukan
pembelajaran bersama diwaktu yang sama dengan menggunakan grup di media sosial
seperti WhatsApp (WA) ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan
demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang
bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda. Hal yang paling sederhana dapat
dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp
cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat
simpel dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai
semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai
aplikasi pembelajaran daring.
Media online yang digunakan seperti youtube, whatsapp group, google
classroom, dan quizzes. Materi diberikan dalam bentuk powerpoint,
video singkat, dan bahan bacaan. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran daring
tersebut, perlu dilakukan evaluasi agar didapatkan langkah perbaikan jelas yang
berbasis data. Hal itulah yang mendasari penulis untuk mengetahui gambaran
efektivitas pembelajaran daring menggunakan media online (Mustakim, 2020: 3).
Dilihat media pembelajaran siswa maupun orangtua siswa yang tidak
memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini, memang
siswa merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk
mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone, maka
pembelajaran di lap komputer, dengan menjaga protocol kesehatan, sehingga siswa
bisa melakukan aktivitas pembelajaran dengan difasilitasi oleh sekolah. Permasalahan
yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi
ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan
guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk
kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang
tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet, maka
sekolah menyediakan fasilitas kouta bagi siswa yang kurang mampu.
Banyak media sosial yang menceritakan pengalaman orangtua siswa
selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti
misalnya ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapatkan
anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka
belajar kembali di sekolah. Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua
bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran
yang sangat besar. Sehingga dengan kejadian ini orangtua harus menyadari dan
mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar. Setelah
mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara
mendidik anak-anak mereka di rumah.
Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap
pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar
konvensional ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi
semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan
lancar dan siswa aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19. Terjadinya
wabah ini ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan, yaitu
kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara
daring (online). Hal tersebut
dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz
bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak
akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di Kompas 2020/05/04.
Beberapa guru di SMAN 7 Pontianak mengaku, jika pembelajaran daring
ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung),
karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap.
Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami
semua siswa. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif
untuk memberi penugasan kepada siswa. Maka perlunya media video dalam
pembelajaran daring.
Menurut Shofan Hariyanto (2020) pada pelatihan KineMaster mengemukakan bahwa kelebihan menggunakan media video dalam pembelajaran daring yaitu: Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat, Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain, Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan, dan pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat, Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa dan mengembangkan imajinasi.
METODE
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat
dilaksanakan melalui empat langkah utama yaitu: perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).
Empat langkah utama dalam pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas (PTK) sering
disebut dengan istilah satu siklus (Susilo, Herawati.dkk, 2009:19). Untuk lebih jelas berikut ini
dikemukakan model siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK):
Hasil observasi
dianalisis dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dengan indikator kinerja peserta didik dalam pembelajaran. Adapun Indikator
kinerja peserta didik dalam pembelajaran dapat dibuat dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tebel Indikator Kinerja
Aspek |
Indikator Keberhasilan
(%) |
Alat Ukur |
Aktivitas siswa dalam
pembelajaran media video masa pandemi |
75% |
Menggunakan format
observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan media
video masa pandemi. |
Aktivitas guru dalam
menggunakan model pembelajaran media
video masa pandemi |
75% |
Menggunakan format
observasi aktivitas guru dalam menerapkan media video masa pandemi. |
Hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PAI dengan menggunakan media video masa pandemi. |
75% |
Menggunakan tes hasil
belajar. |
HASIL
DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Hasil
Penelitian Siklus I
Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran pada petemuan 1 Selasa, 21 Juli 2020 menggunakan media web pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Observasi Aktivitas Siswa
dalam Proses Pembelajaran siklus I
Pertemuan pertama
No |
Nama Siswa |
Mengerjakan Tugas Nilai |
Tidak
Mengerjakan tugas |
1 |
Agung Laksono Putra |
65.00 / 100 |
- |
2 |
Aulia Arta Anggraeni |
- |
A |
3 |
Benny Siswono |
55.00 / 100 |
- |
4 |
Cyrena Azalia Ika Prasasti |
55.00 / 100 |
- |
5 |
Dimas Aditya Irawan |
75.00 / 100 |
- |
6 |
Diva Putri Amanda |
75.00 / 100 |
- |
7 |
Duta satria Nugraha |
- |
A |
8 |
Fatia Nazwa |
80.00 / 100 |
- |
9 |
Heni Hemalia Putri |
70.00 / 100 |
- |
10 |
Jorti Erfian Shandu |
60.00 / 100 |
- |
11 |
Kevin Surya Nugraha Teneh |
60.00 / 100 |
- |
12 |
Lata Mustika Lagita |
65.00 / 100 |
- |
13 |
Mari Artameivia Putri |
- |
A |
14 |
Melvi Maulia |
60.00 / 100 |
- |
15 |
Miranda |
80.00 / 100 |
- |
16 |
Muhammad Nugraha Naufal |
60.00 / 100 |
- |
17 |
Muhammad Rafli Nurhakim |
65.00 / 100 |
- |
18 |
Muhammad Thariq Fathurra |
80.00 / 100 |
- |
19 |
Nafilah Nursyawalia |
75.00 / 100 |
- |
20 |
Nazwa Cahaya |
85.00 / 100 |
- |
21 |
Nurul Faniya |
70.00 / 100 |
- |
22 |
Oktavia Triani |
- |
A |
23 |
Patricia Vivi |
80.00 / 100 |
- |
24 |
Radhika Salsabila |
70.00 / 100 |
- |
25 |
Rangga Permana |
70.00 / 100 |
- |
26 |
Ryca Mazaya Ramadhani |
75.00 / 100 |
- |
27 |
Salma Nur Salsabila |
65.0
100 |
- |
|
Rata-rata |
65,00 |
4 |
Dari tabel di atas dapat diketahui aktivias
siswa dalam proses pembelajarana masih belum maksimal karena ada 4 siswa yang
masih Alfa. Dan belum mencapai keberhasilan pembelajaran seperti yang
diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari rincian penjelasan tabel sebagai
berikut: Terdapat 8 orang siswa yang tuntas atau 29,6% dan 19 orang siswa yang tidak
tuntas atau 70,4%. Atau rata-rata nilai 65%.
Hasil observasi aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran pada petemuan 2 Selasa, 18 Agustus 2020 masih
menggunakan media web pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.
Observasi Aktivitas Siswa
dalam Proses Pembelajaran siklus I Pertemuan kedua
No |
Nama Siswa |
Mengerjakan Tugas Nilai |
Tidak
Mengerjakan tugas |
1 |
Agung Laksono Putra |
65.00 / 100 |
- |
2 |
Aulia Arta Anggraeni |
65.00 / 100 |
- |
3 |
Benny Siswono |
75.00 / 100 |
- |
4 |
Cyrena Azalia Ika Prasasti |
75.00 / 100 |
- |
5 |
Dimas Aditya Irawan |
75.00 / 100 |
- |
6 |
Diva Putri Amanda |
75.00 / 100 |
- |
7 |
Duta satria Nugraha |
70.00 / 100 |
- |
8 |
Fatia Nazwa |
80.00 / 100 |
- |
9 |
Heni Hemalia Putri |
70.00 / 100 |
- |
10 |
Jorti Erfian Shandu |
60.00 / 100 |
- |
11 |
Kevin Surya Nugraha Teneh |
- |
A |
12 |
Lata Mustika Lagita |
65.00 / 100 |
- |
13 |
Mari Artameivia Putri |
60.00 / 100 |
- |
14 |
Melvi Maulia |
60.00 / 100 |
- |
15 |
Miranda |
80.00 / 100 |
- |
16 |
Muhammad Nugraha Naufal |
60.00 / 100 |
- |
17 |
Muhammad Rafli Nurhakim |
- |
A |
18 |
Muhammad Thariq Fathurra |
80.00 / 100 |
- |
19 |
Nafilah Nursyawalia |
75.00 / 100 |
- |
20 |
Nazwa Cahaya |
88.00 / 100 |
- |
21 |
Nurul Faniya |
70.00 / 100 |
- |
22 |
Oktavia Triani |
70.00 / 100 |
- |
23 |
Patricia Vivi |
80.00 / 100 |
- |
24 |
Radhika Salsabila |
70.00 / 100 |
- |
25 |
Rangga Permana |
70.00 / 100 |
- |
26 |
Ryca Mazaya Ramadhani |
- |
A |
27 |
Salma Nur Salsabila |
66.0
100 |
- |
|
Rata-rata |
68,00 |
3 |
Berdasarkan paparan data dari tabel di atas bahwa masih ada
siswa yang tidak akti dalam pembelajaran ada 3 siswa yang masih Alfa. Dari hasil belajar siswa siklus pertama (tabel. 2) pertemuan
kedua di atas, mengindikasikan bahwa penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran masih tergolong kurang yaitu terdapat 10
orang siswa yang tuntas atau 37% dan 17 orang siswa yang tidak tuntas atau 70%.
Atau
rata-rata nilai 68%.
Hasil
Penelitian Siklus II
Hasil observasi aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran pada petemuan 3 Selasa, 08 September 2020
menggunakan media video pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Observasi Aktivitas Siswa
dalam Proses Pembelajaran siklus II Pertemuan ketiga
No |
Nama Siswa |
Mengerjakan Tugas Nilai |
Tidak
Mengerjakan tugas |
1 |
Agung Laksono Putra |
80.00 / 100 |
- |
2 |
Aulia Arta Anggraeni |
85.00 / 100 |
- |
3 |
Benny Siswono |
80.00 / 100 |
- |
4 |
Cyrena Azalia Ika Prasasti |
80.00 / 100 |
- |
5 |
Dimas Aditya Irawan |
- |
A |
6 |
Diva Putri Amanda |
80.00 / 100 |
- |
7 |
Duta satria Nugraha |
75.00 / 100 |
- |
8 |
Fatia Nazwa |
80.00 / 100 |
- |
9 |
Heni Hemalia Putri |
80.00 / 100 |
- |
10 |
Jorti Erfian Shandu |
80.00 / 100 |
- |
11 |
Kevin Surya Nugraha Teneh |
84.00 / 100 |
- |
12 |
Lata Mustika Lagita |
85.00 / 100 |
- |
13 |
Mari Artameivia Putri |
80.00 / 100 |
- |
14 |
Melvi Maulia |
80.00 / 100 |
- |
15 |
Miranda |
80.00 / 100 |
- |
16 |
Muhammad Nugraha Naufal |
80.00 / 100 |
- |
17 |
Muhammad Rafli Nurhakim |
80.00 / 100 |
- |
18 |
Muhammad Thariq Fathurra |
80.00 / 100 |
- |
19 |
Nafilah Nursyawalia |
80.00 / 100 |
- |
20 |
Nazwa Cahaya |
93.00 / 100 |
- |
21 |
Nurul Faniya |
80.00 / 100 |
- |
22 |
Oktavia Triani |
85.00 / 100 |
- |
23 |
Patricia Vivi |
85.00 / 100 |
- |
24 |
Radhika Salsabila |
84.00 / 100 |
- |
25 |
Rangga Permana |
85.00 / 100 |
- |
26 |
Ryca Mazaya Ramadhani |
85.00 / 100 |
- |
27 |
Salma Nur Salsabila |
85.00 / 100 |
- |
|
Rata-rata |
84,00 |
0 |
Hasil observasi aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Akan tetapi masih ada siswa
yang tidak aktif melakukan pembelajaran Daring yaitu 1 siswa, Hal ini dapat
dilihat dari penjelasan sebagai berikut:
1. Pada siklus 2 pertemuan ke
tiga 100% siswa
tuntas dengan menggunakan media video. Namun pada siklus kedua pertemuan
ketiga nilai rata-rata 84%, belum mencapai target yaitu 90%. Masih ada siswa yang tidak aktif.
2. Dari aspek keaktifan siswa pada kehadiran dan
dalam mengerjakan tugas, pada siklus 2 pertemuan ketiga masih ada siswa yang tidak aktif dalam
pembelajaran Daring, walaupun 1 siswa itu artinya ada kemajuan dari segi
aktivitas siswa. Hal ini karena:
a)
Wali kelas dan guru memberikan motivasi pada siswa agar
lebih aktif dalam pembelajaran Daring.
b) Lebih intensif membimbing siswa terutama bagi
siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Daring
c) Memberikan penghargaan (reward) bagi yang
rajin absen dan mengerjakan tugas dalam proses pembelajaran siklus pertama.
Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada
petemuan 4 Selasa, 06 Oktober 2020 masih menggunakan media video pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4. Observasi Aktivitas Siswa
dalam Proses Pembelajaran siklus II
Pertemuan keempat
No |
Nama Siswa |
Mengerjakan Tugas Nilai |
Tidak
Mengerjakan tugas |
1 |
Agung Laksono Putra |
88.00 / 100 |
- |
2 |
Aulia Arta Anggraeni |
90.00 / 100 |
- |
3 |
Benny Siswono |
90.00 / 100 |
- |
4 |
Cyrena Azalia Ika Prasasti |
90.00 / 100 |
- |
5 |
Dimas Aditya Irawan |
90.00 / 100 |
- |
6 |
Diva Putri Amanda |
86.00 / 100 |
- |
7 |
Duta satria Nugraha |
90.00 / 100 |
- |
8 |
Fatia Nazwa |
86.00 / 100 |
- |
9 |
Heni Hemalia Putri |
90.00 / 100 |
- |
10 |
Jorti Erfian Shandu |
88.00 / 100 |
- |
11 |
Kevin Surya Nugraha Teneh |
92.00 / 100 |
- |
12 |
Lata Mustika Lagita |
90.00 / 100 |
- |
13 |
Mari Artameivia Putri |
90.00 / 100 |
- |
14 |
Melvi Maulia |
93.00 / 100 |
- |
15 |
Miranda |
90.00 / 100 |
- |
16 |
Muhammad Nugraha Naufal |
90.00 / 100 |
- |
17 |
Muhammad Rafli Nurhakim |
88.00 / 100 |
- |
18 |
Muhammad Thariq Fathurra |
90.00 / 100 |
- |
19 |
Nafilah Nursyawalia |
88.00 / 100 |
- |
20 |
Nazwa Cahaya |
95.00 / 100 |
- |
21 |
Nurul Faniya |
88.00 / 100 |
- |
22 |
Oktavia Triani |
90.00 / 100 |
- |
23 |
Patricia Vivi |
90.00 / 100 |
- |
24 |
Radhika Salsabila |
92.00 / 100 |
- |
25 |
Rangga Permana |
90.00 / 100 |
- |
26 |
Ryca Mazaya Ramadhani |
93.00 / 100 |
- |
27 |
Salma Nur Salsabila |
90.00 / 100 |
- |
|
Rata-rata |
90,00 |
0 |
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar
yang dilakukan pada siklus II pertemuan keempat mengalami peningkatan yang
signifikan daripada siklus I pertemuan 1, 2 dan 3. Sedangkan pada penerapan siklus II pertemuan keempat rata-rata hasil belajar siswa terdapat 90% yang
memperolah nilai yang tuntas sesuai KKM yang ada. Hal ini mengindikasikan bahwa
hasil belajar pada siklus II pertemuan keempat mengalami peningkatan yang signifikan dan telah melebihi skor ideal yang
telah ditentukan dalam indikator penelitian yaitu 75%.
Pembahasan
Penelitian
Media pembelajaran daring tidak menuntut siswa untuk hadir di kelas. Siswa dapat mengakses pembelajaran melalui media internet.
Penggunaan teknologi yang tersedia disekitar kita apabila diimbangi dengan
diskusi dan panduan maka akan menjadi alat pengembangan keterampilan berpikir
tingkat tinggi (Hamdani,
A. R., & Priatna, A, 2020). Perkembangan
teknologi ini memudahkan penggunaan internet untuk mengakses materi
pembelajaran, berinteraksi dengan konten, instruktur, dan pelajar lain dan
untuk mendapatkan dukungan selama proses belajar, untuk memperoleh pengetahuan,
untuk membangun pribadi makna, dan tumbuh dari pengalaman belajar. Umumnya,
setiap guru
dapat memiliki pertimbangan sendiri untuk memilih media pembelajaran mana yang dianggap paling cocok untuk
diselenggarakan pada pembelajaran Daring yang dilakukan sekarang ini. Fitriyani, Y., Fauzi, I., & Sari, M. Z (2020) bahwa Pembelajaran daring menjadi sebuah solusi untuk mengatasi masalah
yang dihadapi oleh sekolah dalam sistem pendidikan, dengan memberikan
penjelasan dan pembelajaran yang baik dan jelas, maka siswa dapat melaksanakan
pembelajaran daring dengan efisien dan lebih maksimal. Pembelajaran secara
daring dianggap menjadi solusi terbaik terhadap kegiatan pembelajaran di tengah
pandemi Covid-19.
Efektivitas penggunaan media video dalam proses kegiatan
belajaran mengajar PAI di Masa Pandemi di Kelas XI IPA3 menunjukkan
keberhasilan dan terus mengalami
peningkatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari data observasi aktivitas siswa yang
dilaksanakan sebagai berikut:
Siklus I Pertemuan 1
Dari hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui
aktivias siswa dalam proses pembelajarana masih belum maksimal karena ada 4
siswa yang masih Alfa. Dan belum mencapai keberhasilan pembelajaran seperti
yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari rincian observasi yang dilakukan
yaitu Terdapat 8 orang siswa yang tuntas atau 29,6% dan 19 orang siswa yang
tidak tuntas atau 70,4%. Atau rata-rata nilai 65%.
Siklus I Pertemuan 2
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan ke 2 bahwa
masih ada siswa yang tidak akti dalam pembelajaran ada 3 siswa yang masih Alfa.
Dari hasil belajar siswa siklus pertama
(tabel. 2) pertemuan kedua, mengindikasikan bahwa penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran masih tergolong kurang yaitu terdapat 10 orang siswa yang
tuntas atau 37% dan 17 orang siswa yang tidak tuntas atau 70%. Atau rata-rata
nilai 68%
Adapun hasil refleksi siklus I pertemuan 1 dan pertemuan
2 dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.
Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar
Daring dengan menggunakan media web Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi
aktivitas siswa yang masih banyak tidak efektif.
2.
Hasil belajar siklus pertama pertemuan 1 hanya 29,6%
siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini tentu belum mencapai kategori
keberhasilan indikator yang ditetapkan yaitu 75%.
3.
Hasil belajar siklus pertama pertemua 2 hanya 30% siswa
yang memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini tentu belum mencapai kategori
keberhasilan indikator yang ditetapkan yaitu 75%.
Siklus II Pertemuan 3
Hasil observasi aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Akan tetapi masih ada siswa
yang tidak aktif melakukan pembelajaran Daring yaitu 1 siswa, Hal ini dapat
dilihat dari penjelasan sebagai berikut:
1. Pada siklus 2 pertemuan ke tiga 100% siswa tuntas dengan menggunakan media video.
Namun pada siklus kedua pertemuan ketiga nilai rata-rata 84%, belum mencapai
target yaitu 90%. Masih ada siswa yang tidak aktif.
2. Dari aspek keaktifan siswa pada kehadiran dan
dalam mengerjakan tugas, pada siklus 2 pertemuan ketiga masih ada siswa yang tidak aktif dalam
pembelajaran Daring, walaupun 1 siswa itu artinya ada kemajuan dari segi
aktivitas siswa. Hal ini karena: (1) Wali kelas dan guru memberikan motivasi
pada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran Daring (2) Lebih intensif
membimbing siswa terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran
Daring (3) Memberikan penghargaan (reward) bagi yang rajin absen dan
mengerjakan tugas dalam proses pembelajaran siklus pertama.
Siklus II Pertemuan 4
Dari hasil observasi, dapat diketahui bahwa
hasil belajar yang dilakukan pada siklus II pertemuan keempat mengalami
peningkatan yang signifikan daripada siklus I pertemuan 1, 2 dan 3. Sedangkan
pada penerapan siklus II pertemuan keempat rata-rata hasil belajar siswa
terdapat 90% yang memperolah nilai yang tuntas sesuai KKM yang ada. Hal ini mengindikasikan
bahwa hasil belajar pada siklus II pertemuan keempat mengalami peningkatan yang
signifikan dan telah melebihi skor ideal yang telah ditentukan dalam indikator
penelitian yaitu 75%.
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama
siklus II adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
sudah mengarah ke pembelajaran media video. Hal ini tergambar dalam (1) siswa
mampu membangun kedisiplinan dalam kegiatan belajar Daring (2) siswa sudah
memahami tugas yang diberikan oleh guru dan mulai mampu berpartisipasi dalam
kegiatan dan tepat waktu dalam pelaksanaan pembelajaran Daring.
2. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan
meningkatkan suasana pembelajaran efektif dalam kegiatan pembelajaran Daring.
Guru intensif membimbing siswa dalam yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran Daring.
3. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran juga berimplikasi pada meningkatnya pemahaman siswa terhadap
materi yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan
pada setiap akhir pembelajaran. Yang mana pada siklus pertama rata-rata nilai
hasil belajar mencapai 29%, belum memperoleh nilai sesuai KKM. sedangkan pada
siklus II hasil evaluasi akhir mencapai 86.67% siswa yang mempu memperoleh
nilai sesuai KKM.
Hasil
penelitian tersebut di atas, mengalami peningkatan dalam proses pebelajaran
karena fungsi media pembelajaran sangat mendukung terutama pada masa pandemi
sekarang ini. Hal ini sejalan dengan Ahmad Saberi (2010: 133) bahwa fungsi pokok
penggunaan media dalam pembelajaran Antara lain:
1) Penggunaan media dalam proses pembelajaran mempunyai fungsi
tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif.
2) Penggunaan media merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. ini berarti bahwa media merupakan
salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
3) Media dalam penggunaannya integral dengan tujuan dan fungsi ini
mengandung makna bahwa media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
4) Penggunaan media dalam
pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti
digunakan hanya sekedar melengkapi proses supaya lebih menarik perhatian siswa.
5) Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu untuk
mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menangkap pengertian
dan pemahaman dari proses pembelajaran yang diberikan guru.
6) Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk meningkatkan
dan mempertinggi mutu belajar.
KESIMPULAN
Meningkatnya efektivitas siswa dalam proses pembelajaran
juga berdampak pada meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang
diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang diberikan pada setiap
akhir pembelajaran daring pada siswa yang mempu memperoleh nilai sesuai KKM. Hasil belajar yang dilakukan bertahap-tahap mengalami
peningkatan yang signifikan daripada siklus I pertemuan 1, 2 dan 3. Sedangkan
pada penerapan siklus II pertemuan keempat rata-rata hasil belajar siswa
terdapat 90% yang memperolah nilai yang tuntas sesuai KKM yang ada. Hal ini
mengindikasikan bahwa hasil belajar pada siklus II pertemuan keempat mengalami
peningkatan yang signifikan dan telah melebihi skor ideal yang telah ditentukan
dalam indikator penelitian yaitu 75%.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad
Saberi (2010) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Quantum Teaching
Djam’an, S & Ann ,K. (2012) Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Fitriyani, Y., Fauzi, I., & Sari, M. Z. (2020). Motivasi
Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pamdemic Covid-19. Jurnal
Kependidikan, 6 (2)
Hilna Putria dkk (2020) Analisis Proses Pembelajaran Dalam Jaringan
(DARING) Masa Pandemi COVID-19 pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu
Volume 4 Nomor 4 Tahun Halm. 861 – 872.
Hamdani, A. R., & Priatna, A. (2020). Efektivitas Implementasi
Pembelajaran Daring (Full Online) Dimasa Pandemi Covid-19. Jurnal VI, 1–9.
Kompas (2020) Belajar dari Covid-19, Pakar UB: Peran Guru Tidak Terganti
Teknologi Online at https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/04/140605771/belajar-dari-covid-19-pakar-ub-peran-guru-tidak-terganti-teknologi?page=all
Accessed 20 Oktober 2020.
Mahmud & Tedi Priatna (2008) Penelitian Tindakan Kelas Teori
dan Praktik. Bandung: Tsabita.
Mustakim (2020) Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media
Online selama Pandemi Covid-19 pada Mata Pelajaran Matematika. Al asma:
Journal of Islamic Education Vol. 2, No. 1.
Oktafia, I., H., & Siti, S., W., (2020) Pembelajaran Daring
Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal
Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 8, Nomor 3
Shofan Hariyanto (2020). Pelatihan Editing Video Pembelajaran
Dengan Kinemaster. Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kerja Sama dengan Jaringan
Sekolah Digital Indonesia (JSDI) dan Narasi.
Susilo, Herawati dkk (2009). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Sarana Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia
Komentar
Posting Komentar