KETERAMPILAN SENAM LANTAI ROLL DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL



MENINGKATAN KETERAMPILAN SENAM LANTAI ROLL DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL
1.         Belajar dan Pembelajaran
a.    Pengertian Belajar
Belajar merupakan kata yang hampir setiap hari kita dengarkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Umumnya belajar dapat disebut sebagai suatu proses yang awalnya tidak bisa menjadi bisa, itulah paradigma yang ada di masyarakat luas, namun menurut Zuldafrial (2011: 5) mengemukakan bahwa: “belajar merupakan suatu proses mental karena orang yang belajar perlu memikir, menganalisa, mengingat, dan mengambil kesimpulan dari apa yang dipelajari.” Sedangkan belajar menurut Gagne dalam Darmawan dan Permasih (2011: 124) mengemukakan bahwa: “belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Berkenaan dengan hal ini Aunurrahman (2010:33) mengemukakan bahwa: “belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh individu agar terjadinya perubahan perilakunya. Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu : (1) proses, (2) perubahan perilaku dan (3) pengalaman.
Belajar pada hakikatnya suatu proses perubahan pada diri seseorang. Dimana perubahan tersebut disebabkan adanya suatu pengalaman. Pengalaman manusia dapat dibagi menjadi dua jenis yakni pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung anak mengalami  dan berbuat sendiri secara langsung, misalnya belajar menjahit, menulis, menari dan lainnya. Sedangkan pengalaman tidak langsung menurut Nana Sudjana (2000:107) diperoleh dengan berbagai cara:
1)        Mengamati gejala atau situasi dengan menggunakan alat indera. Misalnya, mengamati orang yang sedang menjahit, menonton orang yang menari dan lain – lain.
2)        Melalui bentuk gambar, misalnya mempelajari lukisan, foto dan lain – lain.
3)        Melalui bentuk grafik misalnya, mempelajari peta,dan lain-lain
4)         Melalui bentuk verbal yaitu diperoleh dengan cara membaca uraian tertulis dan lain-lain.
5)         Melalui lambang, seperti rumus, istilah dan lain-lain.
b.        Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Menurut Darmawan dan Permasih (2011: 128) “pembelajaran adalah suatu upaya yang di lakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Berkaitan dengan pembelajaran Samion (2010:6) mengemukakan bahwa: “pembelajaran adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyediakan kondisi kondusif agar proses belajar seseorang atau sekelopok orang dapat terjadi”. Sedangkan Arifin (2013: 180) mengemukakan bahwa: “pembelajaran pada dasarnya adalah perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) sebagai hasil interaksi antara siswa dengan lingkungan pembelajaran”.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan adanya perubahan yang diperoleh melalui aktivitas guru dan siswa serta dalam merespons terhadap lingkungan pembelajaran.

2.      Senam
a.    Sejarah Senam
Setiap sesuatu yang ada sekarang pastilah mempunyai sejarah, tidak terkecuali yaitu senam lantai. Senam lantai adalah senam yang dilakukan di lantai atau di atas matras berbentuk persegi yang berukuran 12x12 yang sangatlah mahal harganya. Senam merupakan jenis olahraga yang kental akan budaya Yunani kuno, yaitu menyembah dewa Zeus.
Pada awal abad 20 senam mulai diperkenalkan sebagai salah satu cabang olah tubuh yang kemudian menjadi tenar di berbagai negara. Dalam masa perkembangannya senam dibagi ke dalam jenis-jenis yang lebih spesifik, salah satunya yaitu senam lantai. Biasanya kita mendengar bahwa peranan bangsa Yunani-lah yang membuat senam lantai ada sampai saat ini, tetapi pada kenyataannya ternyata di Cina Kuno 2700 sebelum masehi, mereka telah mengenal beberapa bentuk sederhana dari senam lantai yang dahulu dilakukan di biara-biara dan bukanlah disebut sebagai senam tetapi bagian dari pengobatan dan beladiri.
Catatan mengenai gerakan sederhana dari senam lantai dapat kita jumpai di kitab peninggalan Khonghucu serta murid-muridnya yang banyak menceritakan tentang gerakan tertentu untuk tujuan medis. Selain Yunani dan Cina Kuno, senam ini juga tidak lepas dari negeri Bolywood. Negeri ini memang tidak ada yang tidak kenal bahwa negeri ini memang sudah lama dikenal sebagai salah satu tempat sejarah pengobatan dengan metode pernafasan dan gerakan tubuh, langkah ini lekat dengan kepercayaan agama yang dianut di India. Salah satu warisan India yang kental akan sejarah senam lantai yaitu yoga.
Sejarah senam lantai bisa kita kenang melalui tulisan atau gambar pada piramida di Mesir. Terdapat berbagai cerita yang digambarkan oleh nenek moyang Mesir. Para nenek moyang Mesir menceritakan tentang kehidupan mereka yang tidak luput dengan olahraga sederhana, salah satunya yaitu senam lantai.
Sedangkan munculnya senam ini di Indonesia bersamaan dengan masuknya tentara Jepang, dapat dibuktikan dengan dikenalkannya senam Talso dikalangan tentara PETA. Pada tahun 1963 senam mulai dipertandingkan di pesta olahraga GANEFO (Games The New Amarging Force) dan induk organisasi di Indonesia yaitu Persani (Persatuan Senam Seluruh Indonesia).
b.   Pengertian Senam
 Senam merupakan suatu olahraga yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh karena memerlukan daya tahan, kekuatan, kelentukan, dan koordinasi yang baik. Istilah senam berasal dari terjemahan kata Gymnastiek ( bahasa belanda), Gymnastic (bahasa inggris), gyimnastiek asal katanya dari gymnos (bahasa gerak). Yang berarti telanjang. Gymnastiek pada zaman kuno memang dilakukan dengan badan telanjang atau setengah telanjang, maksudnya agar gerakan- gerakannya dapat dilakukan tanpa gangguan sehingga menjadi sempurna.
Menurut Agus Margono (2011: 19).” Senam ialah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”. Senada dengan Muhajir (2007: 85).” Senam diartikan sebagai setiap bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan gerakan- gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, senam merupakan latihan tubuh yang dipilah dan diciptakan dengan berencana dan disusun secara sistemtis untuk membentuk dan mengembangkan pribadi yang harmonis. Dalam latihan senam ini senam dapat dilakukan pada lantai dan alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh. Hal ini artinya, senam bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tubuh bukan alatnya atau pola gerakannya. Oleh karena itu, suatu gerakan dikatakan senam atau bukan harus memiliki ciri-ciri kaidah tertentu. Lebih lanjut Agus Margono (2011: 19) menyatakan ciri dan kaidah dari senam yaitu:
1)    Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja.
2)   Gerakan-gerakannya selalu harus berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah keterampilan, meningkatkan keindahan gerak dan meningkatan kesehatan tubuh).
3)   Gerakannya harus selalu terususun dan sistematis.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam senam gerakan-gerakannya sengaja diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu yang tersusun secara sistematis yang berguna bagi kesehatan tubuh.
c.         Jenis Senam
Untuk mengelompokkan jenis senam juga tidaklah mudah. Sekarang ini muncul beberapa macam senam seperti senam kesegaran jasmani, senam ibu hamil, senam jantung sehat dan masih banyak  istilah senam lainnya. Menurut FIG (Federation Internationale de Gymnastique) yang dikutip Muhajir (2007: 202) mengklasifikasikan senam menjadi 6 kelompok yaitu: “1)Senam Artistik (Artistik Gymnastics) 2) Senam ritmik sportif (sportive rhymic gymnastics) 3)Senam Akrobatik (Acrobatik Gymnastics) 4)Senam Aerobik Sport (Sport Aerobic) 5)Senam Trampolin (Trampolining) 6)Senam Umum (General Gymnastics)”.
Senam artistik adalah senam yang menggabungkan aspek tumbling (guling) dan akrobatik untuk mendapatkan efek- efek artistik dari gerakan – gerakan yang dilakukan pada peralatan. Sementara menurut Agus Margono (2011: 77).” Senam Artistik adalah merupakan salah satu jenis /macam dari cabang olahraga senam yang sering dipertandingkan”. Dalam pertandingan senam artistik seorang atlet/pesenam harus menguasai gerakan-gerakan yang sudah disusun/dirangkai dari masing-masing alat dan ditetapkan sesuai dengan peraturan pertandingan yang berlaku. Adapun jenis senam artistik yang dipertandingkan menurut Agus Margono (2011 :79) terdiri dari:
                  Untuk putra:
1)    Senam lantai (Floor Exercise)
2)    Kuda lompat (Vaulting Horse)
3)    Kuda berpelana (pommeld Horse)
4)    Palang tunggal (Horizontal Bars)
5)    Palang sejajar (Parallel Bars)
6)    Gelang- gelang (Rings/ Still Ring)

Untuk putri:

1)   Senam lantai ( Floor Exercise)
2)   Kuda lompat (Vaulting Horse)
3)   Palang bertingkat (Univen Bars)
4)   Balok titian (Balance Beam)





d.         Ciri-Ciri Kaidah Senam
Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan olahraga yang lain. Suatu olahraga dikatakan olahraga senam jika memiliki ciri  dan kaidah tertentu. Agus Margono (2011: 19) menyatakan ciri  dan kaidah dari senam yaitu:
1.      Gerakan-gerakan selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja.
2.      Gerakan-gerakan harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki, sikap gerak atau keindahan tubuh menambah keterampilan, meningkatkan keindahan gerak dan meningkatkan kesehatan tubuh).
3.      Gerakan harus tersusun dan sistematis).
e.          Senam Artistik atau Ketangkasan
Senam artistik atau yang disebut senam ketangkasan merupakan senam dengan gerakan-gerakan tertentu yang sudah disusun, atau dirancang dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Berkaitan dengan senam artistik Margono (2009: 77) menyatakan “senam artistik adalah merupakan salah satu jenis senam/ macam dari cabang olahraga senam yang sering dipertandingkan. Dalam pertandingan senam artistik seorang atlit/ pesenam harus menguasai gerakan-gerakan yang sudah disusun/dirangkai dari masing-masing alat dan ditetapkan sesuai dengan peraturan pertandingan yang berlaku”.
Lahirnya senam artistik di Indonesia yaitu pada saat menjelang pesta olahraga Ganefo I di Jakarta pada tahun 1963, yang mana setiap artistik merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, untuk ini perlu dibentuk suatu organisasi yang berfungsi menyiapkan para pesenamnya. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan Senam Indonesia), atas prakarsa dari tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga senam. Promotornya dapat diketengahkan tokoh-tokoh dari daerah seperti: Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Wadah inilah kemudian telah membina dan menghasilkan atlet-atlet senam yang dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan untuk pertama kalinya pula pesenam-pesenam Indonesia menghadapi pertandingan Internasional.
Kegiatan selanjutnya adalah mengikut sertakan tim senam dalam rangka Konferensi Asia Afrika I dan dalam Ganefo Asia, dimana untuk mempersiapkan atlet-atlet Indonesia ini dipanggil pelatih-pelatih senam dari RRC, maka dengan demikian Indonesia mengalami kemajuan dalam prestasi olahraga senam. Tetapi sangat disayangkan bahwa harapan yang mulai tumbuh harus berhenti sementara oleh karena suasana politik yaitu saat meletusnya G 30 S/PKI, sehingga pelatih-pelatih dari RRC harus dikembalikan ke negaranya.
Usaha untuk mengejar ketinggalan ini maka pada tahun 1967 dikirim seorang pelatih Indonesia yaitu: Sdr. T. J. Purba ke Jerman Timur untuk sekolah khusus pelatih senam artistik selama 26 bulan. Kemudian sebagai titik tolak yang kedua adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik yang pertama kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON VII/1969) di Surabaya, dan kemudian untuk seterusnya dimasukkan dalam setiap penyelenggaraan PON.
f.          Senam Lantai (floor exercise)
Agus Margono (2009: 79) menyatakan “Senam lantai pada umumnya disebut Floor Exercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar diudara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat kedepan atau kebelakang.
Bentuk-bentuk latihannya juga merupakan gerakan dasar dari senam perkakas (alat). Pada dasarnya bentuk-bentuk latihan bagi putra dan putri adalah sama, hanya untuk putri banyak dimasuk unsur-unsur gerakan balet. Didalam mempelajari atau berlatih senam, seseorang tidak bisa langsung berlatih atau belajar gerakan-gerakan yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi. Untuk itu belajar senam harus diawali dari dasar  atau tingkat yang mudah, baru kemudian semakin meningkat kearah gerakan yang sukar (tingkat kesulitan tinggi).
g.        Pembelajaran Senam Lantai Roll Depan
Pembelajarkan senam lantai pada siswa sekolah harus dilakukan dengan tepat. Siswa harus diberi pemahaman yang tepat pengertian dari senam lantai. Senam lantai roll depan merupakan jenis senam ketangkasan. Dalam senam ketangkasan ini dibutuhkan beberapa kemampuan fisik yang baik dan keberanian. Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992: 104) menyatakan, “senam ketangkasan adalah bentuk-bentuk gerakan yang harus dilakukan dengan kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan, keberanian dan kepercayaan diri dalam suatu rangkaian urutan yang terpadu”.
Memiliki kemampuan fisik yang baik dan keberanian serta kepercayaan diri untuk melakukan suatu gerakan yang terpadu merupakan syarat penting dalam senam ketangkasan. Senam ketangkasan ini disebut juga dengan senam pertandingan karena bentuk–bentuk gerakannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam pertandingan baik mengenai sikap pada waktu akan melakukan keindahan dan ketepatan serta keseimbangan pada sikap akhir.
Berdasarkan unsur gerakan dari senam lantai guling depan merupakan jenis gerakan senam yang dilakukan dengan mengguling. Menurut Eka Pribadi, Ono Sudiana dan H.D. Lukman (1994: 35) bahwa “Gerakan Roll depan yaitu: posisi badan membungkuk dengan kedua kaki lurus dan keduan tangan lurus menempel pada matras, kemudian posisi kepala harus ditekuk kebagian dalam, lalu menjatuhkan badan dengan pundak dikuti oleh badan dan kedua tangan ditekuk untuk membantu mengangkat badan dan kedua kaki mengikuti dangan lurus kedepan hingga posisi duduk”.
1)    Latihan Gerakan Roll Depan
Gerakan Roll depan (forwardroll) adalah gerakan mengguling atau menggelinding ke depan membulat. Jadi, dalam gerakan Roll depan, gerakan tubuh harus dibulatkan. cara melakukan guling ke depan:
a.   Sikap awal / sempurna
Berdiri tegak, tumit rapat, pandangan lurus kedepan, kedua lengan lurus, jari-jari tangan rapat menempel disamping badan, telapak tangan menghadap kedalam, dan badan condong kedepan, pandangan lurus, kaki ditekuk.
IMG20150324083042setengah benar
Gambar 2.1 Sikap awal
(Sumber: Foto Pribadi)

b.        Sikap pelaksanaan

kedua tangan diletekan di matras kepala mengadap lutut badan sedikit dicondongkan, kaki diinjik, sikap  ke dua kaki diluruskan gerakan terakhir badan dicondongkan, dan lutut dihadapan muka.

benarIMG20150324082853salah

Gambar 2.2 Gerakan pelaksanaan
(Sumber: Foto Pribadi)

c.         Sikap akhir

Badan menahan tumpuan kaki, saat melakukan roll depan langsung memeluk kaki, pandangan ke depan dan kembali posisi awal berdiri tegak kaki rapat, pandangan lurus ke depan, dan badan tegak.

  benarIMG20150324083042

            Gambar 2.3 Gerakan akhir
            (Sumber: Foto Pribadi)
 
2)    Kesalahan yang sering dilakukan saat Roll depan
Banyak kesalahan yang dilakukan oleh siswa saat melakukan Roll depan yang menyebabkan gerakan tersebut kurang sempurna, antara lain:
a.    Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar  atau terlalu sempit, terlalu jauh atau terlalu dekat) dengan ujung kaki.
b.   Tumpuan salah satu atau kedua tangan kurang kuat sehingga keseimbangan badan kurang sempurna dan akibatnya badan jatuh ke samping.
c.    Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan.
d.   Saat gerakan berguling ke depan, kedua tangan tidak ikut menolak.
3)    Cara Memberi Bantuan Roll ke Depan
a.    Cara pertama: Pegang belakang kepala peserta didik (membantu menekukkan) dan menolak pada kedua lutut.
b.   Cara kedua: Mendorong pada punggung peserta didik pada saat akan duduk.
c.    Cara ketiga: Mengangkat panggul dengan menempatkan tangan di sisi kedua paha. Dapat juga menolong berdiri di sisi peserta didik dengan kedua tangan agak mengangkat panggul peserta didik dan membawanya ke arah depan pada saat yang sama memperingatkan peserta didik agar tetap menekuk kepala sedalam-dalamnya.
d.   Cara keempat: Membantu menekukkan kepala dan menempatkannya di lantai di antara kedua tangan.
Untuk lebih jelasnya anda bisa melihat gambar dibawah ini;
Gambar 2.4 Cara memberikan bantuan latihan roll ke depan
          (Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan)
h.   Manfaat Melakukan Senam
1)     Manfaat fisik
Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat untuk mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak. Melalui berbagai kegiatanya, siswa akan berkembang daya tahan otot, kekuatan, kelentukan, koordinasi, kelincahan, dan keseimbangannya. Selain itu, program senam dapat pula menyumbang pengayaan perbendaharaan gerak pelakunya. Dasar- dasar senam akan sangat baik untuk mengembangkan pelurusan tubuh, penguasaan dan kesadaran tubuh secara umum, serta keterampilan- keterampilan senam.
2)        Manfaat mental dan sosial
Ketika mengikuti senam siswa dituntut untuk berpikir sendiri tentang pengembangan keterampilannya. Untuk itu siswa harus mampu menggunakan kemampuan berpikirnya secara kreatif melalui pemecahan- pemecahan masalah gerak. Dengan demikian siswa akan berkembang kemampuan mentalnya.
Kegunaan senam menurut Agus Margono (2011: 21 ):
a)      Untuk dapat memberikan rangsangan yang diperlukan bagi pertumbuhan badan.
b)      Untuk mengembangkan cara bersikap dan bergerak dengan sewajarnya.
c)      Untuk memperbaiki dan mencegah pengaruh buruk di sekolah misalnya duduk di bangku terlalu lama.
d)     Untuk mempertebal perasaan kebanggaan ( dalam perlombaan – perlombaan antar bangsa).
e)      Untuk memupuk keberanian dan kepercayaan diri sendiri.
f)       Untuk memupuk rasa tanggungjawab terhadap kesehatan diri sensdiri dan masyarakat.
g)      Memupuk kesanggupan untuk bekerjasama, misalnya dalam melakukan latihan-latihan harus saling membantu. 
i.     Hasil Belajar Senam Lantai Roll Depan
Penilaian hasil belajar senam lantai Roll depan siswa  didapat dari berbagai aspek baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor antara lain adalah:
1). Siswa dapat melakukan teknik dasar Roll depan.
2). Siswa dapat melakukan gerakan Roll depan.
3). Siswa dapat mengetahui dan menjelaskan teknik dasar Roll depan
 4). Siswa dapat mempraktekkan nilai – nilai disiplin, keberanian, tanggung jawab dan  kerjasama antar teman dan lainnya
Penilaian hasil belajar senam lantai Roll depan siswa  didapat dari berbagai aspek baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor antara lain adalah:
1). Siswa dapat melakukan teknik dasar Roll depan.
2). Siswa dapat melakukan gerakan Roll depan.
3). Siswa dapat mengetahui dan menjelaskan  teknik dasar Roll depan
4). Siswa dapat mempraktekkan nilai – nilai disiplin, keberanian, tanggung jawab dan  kerjasama antar teman dan lainnya
j.     Sarana dan Prasarana Senam Lantai
Ilmizizah (2009) Sarana dan prasarana olahraga merupakan modal utama dalam penyelenggaraan kegiatan olahraga, melalui peningkatan ketersediaan fasilitas olahraga yang berkualitas baik dan memadai dalam artian harus disesuaikan dengan standart keutuhan ruang perorangan.
Sarana dan prasarana olahraga adalah daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk jenis peralatan dan tempat berbentuk bangunan yang digunakan dalam memenuhi prasaratan yang ditetapkan untuk pelaksanaan program olahraga.
Fungsi sarana dan prasarana olahraga adalah sebagai pendukung pelaksanan suatu kegiatan terutama dalam pengajaran olahraga. Manfaat sarana dan prasarana olahraga adalah dapat meningkatkan kualitas.
Guna menampung kegiatan olahraga berprestasi maka di perlukan kualitas yang sesuai dengan syarat dan ketentuan masing-masing cabang olahraga. Dalam cabang olahraga senam lantai diperlukan matras yang luasnya 12 x 12 m dan dikelilingi matras selebar 1 m untuk keamanan pesenam.
                                Gambar 2.5 Matras
            Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

3.        Media Pembelajaran
a.      Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Selain itu, kata media juga berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, dan secara harfiah berarti perantara atau pengantar, yaitu perantara atau sumber pesan dengan penerima pesan. Menurut HM. Musfiqon (2012: 87), mendefinisikan bahwa media pembelajaran adalah sebagai alat bantu berupa fisik maupun non fisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efesien.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001:4) yaitu: “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, prasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.
Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari seseorang kepenerima guna membantu merangsang perhatian dan minat siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1)      Jenis-jenis Media Dalam Pembelajaran
Terdapat beberapa jenis media bantu dalam pembelajaran yang dapat digunakan, antara lain adalah sebagai berikut:
a)      Media Audio Visual gerak, seperti: film bersuara, film pada televisi
b)      Media Visual bergerak, seperti: film bisu
c)      Media Audio, seperti: radio, telephon
d)     Media cetak, seperti: buku
Dari beberapa pengelompokan diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran:
a)    Media Visual: yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti foto, gambar, poster, dan kartun.
b)   Media Audio: media yang hanya dapat didengar saja, seprti : kaset audio, mp3, radio.
c)    Media Audio Visual: media yang dapat didengar sekaligus dilihat, seperti: film bersuara, video, televisi.
b.      Tujuan dan Manfaaat Media Pembelajaran
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai berikut :
1)        Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
2)        Meningkatkan efesiensi proses pembelajaran.
3)        Menjaga relevansi materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan
4)        Membantu konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran.
c.       Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam peoses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1)        Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2)        Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih difahami siswa, serta memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang baik.
3)        Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan guru, siswa tidak bosan, dan guru tidak kehabisan tenaga.
4)        Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi juga aktvitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
4.      Pengertian Media Audio
Media Audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepenerima pesan yang melalui indra pendengaran. Agar media tersebut benar-benar dapat membawakan pesan yang mudah diterima oleh pendengar harus digunakan bahasa Audio. Secara sederhana bahasa Audio adalah bahasa yang memadukan elemen-elemen suara, bunyi dan musik, yang mengandung nilai abstrak, misalnya: bahasa puitis, musik yang agung, suara yang merdu, dan lain-lain. ( Anitah, 2012: 37 ).
a.          Kelebihan Media Audio
1)   Harga murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
2)   Sifatnya mudah untuk dipendahkan.
3)   Dapat digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau di putar kembali.



b.         Kekurangan media Audio
1)      Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
2)         Media ini akan hanya mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
3)         Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada siperima.
5.      Pengertian Media Visual
Media berbasis visual ( image atau perumpamaan ) memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media Visual dapat mempelancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, Visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan Visual (image) itu untuk menyakinkan terjadinya proses informasi.
a.      Kelebihan Media Visual
1)   Repeatable, dapat dibaca berkali-kali dengan menyimpannya atau mengelipingnya.
2)    Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.
3)    Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik.
4)    Media Visual memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya.
b.   Kekurangan media Visual
1)    Lambat dan kurang praktis
2)    Tidak adanya Audio, media Visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak dapat di dengar. Sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan.
3)    Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan Visual berupa gambar yang mewakili isi berita.
4)    Biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.
6.      Pengertian Media Audio Visual
Media Audio Visual merupakan kombinasi Audio dan Visual atau bisa disebut media pandang-dengar (Hamdani, 2011: 249). Sedangkan menurut Sanjaya (2010: 172) “Media Audio Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide, suara, dan sebagainya. Sedangkan menurut Rohani (2014: 97) “Media Audio Visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat, dan di dengar.
Dengan alat bantu Audio Visual akan memberi kemudahan siswa untuk melakukan gerakan Roll depan atau berguling. Pembalajaran Roll depan dengan pemanfaat alat bantu Audio Visual merupakan salah satu cara untuk memberi kemudahan siswa dalam melakukan gerakan Roll depan. Hampir sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk membuat gerakan Roll depan dengan guru hanyamenjelaskansaja.
Dengan pemanfaatan alat bantu Audio Visual akan memberi kemudahan untuk melakukan gerakan Roll depan. Soedarminto (1993: 79) menyatakan, “Kecepatan gerak dan gesekan suatu benda dipengaruhi oleh bidang permukaan”. Hal ini artinya, bidang matras yang diletakkan secara rapi akan dapat menjadikan gerakan Roll depan lebih mudah dan cepat saatmenggulingkanbadan di matras, dengan sambil memandang video roll depan .
Dari pendapat di atas penulis simpulkan bahwa media Audio Visual adalah media kombinasi antara Audio dan Visual yang dikombinasikan dengan kaset Audio yang kombinasi antara Audio dan Visual adalah Media kombinasi anatara Audio dan Visual yang dikombinasikan dengan kaset Audio yang mempunyai unsur suara dan gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan sebagainya.

a.         Beberapa manfaat media bantu Audio Visual adalah :
1)      Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar
2)      Mendorong minat
3)      Meningkatkan pengertian yang lebih baik
4)      Melengkapi sumber belajar yang baik
5)      Menambah variasi metode mengajar
6)      Menghemat waktu
7)      Meningkatkan keingintahuan
8)      Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu
9)      Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama
10)  Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa.
b.      Karakteristik Media Audio Visual
 Teknologi Audio Visual cara untuk mengasilkan atau menyampaikan materi yaitu dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan Audio Visual. Pengajaran melalui Audio Visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, dan proyektor Visual yang lebar. Karakteristik atau ciri-ciri utama teknologi media Audio Visual adalah sebagai berikut :
1)      Mereka biasanya bersifat linier.
2)      Mereka biasanya menyajikan Visual yang dinamis.
3)      Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pembuatnya.
Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pembelajar, dan setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik. Pada ranah kognitif, pembelajar bisa mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.
Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung membentuk sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu, menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau sebaliknya pemihakan kepada yang tertindas.
Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Misalnya dalam mendemons-trasikan bagaimana tatacara merangkai bunga, membuat origami pada anak-anak TK, atau memasak pada pelajaran tataboga dan lain sebagainya. Semua itu akan terasa lebih simpel, mendetail, dan bisa diulang-ulang. Video pembelajaran yang merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun feedback dari teman-temannya. Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah Munadi dalam saiful amien.
1)      Mengatasi jarak dan waktu.
2)      Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat.
3)      Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain.
4)      Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan
5)      Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
6)      Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
7)      Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan. yang lebih realistis.
8)      Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah di dalam  kelas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas XI Bab 2 Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur

Tari Lenggang Patah Sembilan: Tari Klasik Kesultanan Serdang di Sumatra Utara

Metode dan Teknik Pembelajaran diposkan oleh Sapri