Materi kelas XI Hidup nyman dengan perilaku jujur
TARTILAN
Bacalah
ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab
dan sopan santun membaca Al Qur’an.
![](file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
·
Q. S. At-Taubah ayat 119
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qçRqä.ur yìtB úüÏ%Ï»¢Á9$# ÇÊÊÒÈ
Artinya:
“
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar”
Materi
Pendidikan Agama Islam Kelas XI BAB 2
Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur
A. Pentingnya Perilaku Jujur
Jujur memiliki arti kesesuaian antara apa yang
diucapkan atau diperbuat dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita
sesuai dengan keadaan yang ada, dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak,
dikatakan dusta. Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk berlaku benar baik
dalam perbuatan maupun
ucapan, sebagaimana firman-Nya:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”
(Q.S. at-Taubah/9: 119)
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada
perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai
dengan yang ada pada batinnya. Ketika berani mengatakan “tidak” untuk
korupsi, berusaha menjauhi perilaku korupsi. Jangan
sampai mengatakan tidak, kenyataannya ia melakukan korupsi. Demikian juga
seorang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan
dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal hatinya tidak. Yang jelas,
kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta,
merupakan sifat orang yang munafik. Ciri-ciri orang munafik adalah dusta,
ingkar janji, dan khianat, sebagaimana sabda Rasulullah saw. berikut ini:
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad
saw. bersabda “Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu: Apabila berbicara dusta,
apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari
muslim)
Artinya: “Allah berfirman, “Inilah saat orang yang
benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah riḍa kepada mereka dan mereka pun riḍa
kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” (Q.S. al-Māidah/5: 119)
B. Keutamaan Perilaku Jujur
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur.
Karena kejujuran merupakan akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada
kebajikan, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.,
Artinya: “Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah
saw. bersabda: “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu
membawa ke surga....” (HR. Bukhari)
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan
juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran
memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya,
seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari
segala keburukan. Dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa orang
yang jujur akan dipermudah rezeki dan segala urusannya. Contoh yang perlu
diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. dipercaya oleh Siti
Khadijah untuk
membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini
artinya Nabi Muhammad saw. akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi,
dan tentu saja apa yang dilakukan Nabi akan mendapat kemudahan. Banyak contoh
dalam kehidupan sehari-hari tentang hikmah perilaku jujur. Kamu dapat mencari
contohnya.Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki
dan segala urusannya. Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena
untuk menutupi kebohongan yang diperbuat, dia harus berbuat kebohongan
lagi. Bersyukurlah bagi orang yang pernah berbohong sekali kemudian sadar dan
mengakui kebohongannya itu sehingga terputus mata rantai kebohongan. Kejujuran
berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya.
Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membat hati jadi was-was.
Contoh seorang siswa yang tidak jujur kepada orang tua dalam hal uang saku,
pasti nuraninya tidak akan tenang apabila bertemu. Apabila orang tuanya
mengetahui ketidakjujuran anaknya, runtuhlah kepercayaan terhadap anak tersebut.
Kegundahan hati dan
kekhawatiran yang bertumpuk-tumpuk berisiko menjadi
penyakit.
C. Macam-Macam Kejujuran
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam,
yaitu jujur dalam hati atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur
dalam perbuatan.
1. Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi
bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka
menaati perintah Allah Swt. dan ingin mencapai
riḍa-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura
jujur. Orang yang pura-pura jujur berarti tidak
ikhlas dalam berbuat.
2. Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu
sesuai dengan realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan
oleh syari’at seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang
bersengketa, dan semisalnya. Setiap hamba
berkewajiban menjaga lisannya,yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari
kata-kata sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika
sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata
kecuali dengan benar dan
jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis
kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.
3. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara
lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin.
Jujur dalam perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan
sesuai dengan yang diriḍai Allah Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus
dan ikhlas. Merealisasikan kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam
perkataan, maupun jujur dalam perbuatan membutuhkan kesungguhan. Adakalanya
kehendak untuk jujur itu lemah, adakalanya pula menjadi kuat.
D. Petaka Kebohongan
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, betapa
berartinya sebuah kejujuran karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan
kebaikan akan membawa ke surga. Sebaliknya, betapa berbahayanya sebuah
kebohongan. Kebohongan akan menghantarkan pelakunya tidak dipercaya lagi oleh
orang lain.
Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran,
bahkan menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah melakukan
kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah membawa kepada apa yang
dikhianatinya itu.
Artinya: “...Barangsiapa berkhianat, niscaya pada
hari kiamat dia akan datang membawa apa yang
dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang
sempurna sesuai dengan
apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.’’ (Q.S.
Āli ‘Imrān/3: 161)
Dalam hadis Rasulullah saw. mengingatkan:
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata;
Rasulullah saw., bersabda, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh
dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur
malah didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru
dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Ada
sahabat yang bertanya, “Apa yang dimaksud
Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang
turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah) Syaikh Muhammad
al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan dengan baik
terhadap hak-hak Allah Swt. dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh
perubahan keadaan, baik susah maupun senang.
E. Hikmah Perilaku Jujur
Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku
jujur, antara lain sebagai berikut.
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan
membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui
kebohongannya karena memang tidak berbohong.
2. Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.
Perilaku jujur bisa diterapkan dalam berbagai hal
dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan
masyarakat di mana kita tinggal. Berikut ini cara menerapkan perilaku jujur.
1. Di sekolah, kita bisa meluruskan niat untuk
menuntut ilmu, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
ibu bapak guru, tidak menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket
sesuai jadwal, menaati peraturan yang berlaku di sekolah,
berbicara secara benar baik kepada guru, teman ataupun orangorang
yang ada di lingkungan sekolah.
2. Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk
berbakti kepada orang tua, memberitakan hal yang benar.
Contohnya saat meminta uang untuk kebutuhan suatu hal,
tidak menutup-nutupi suatu masalah pada orang tua, tidak melebih-lebihkan
sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang.
3. Di masyarakat, kita bisa melakukan kejujuran
dengan niat untuk membangun lingkungan yang baik,
tenang, dan tenteram, tidak mengarang cerita yang membuat
suasana di lingkungan tidak kondusif, tidak membuat
gosip. Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang diamanahkan,
harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh, dan lain
sebagainya.
Jujurlah!
Maka, Kamu akan Untung di Dunia dan Mendapat Pahala
di Akhirat Diceritakan, ada seorang saleh selalu mewasiatkan kepada pekerjanya
untuk selalu meminta kepada para langganannya agar diberitahukan kalau ada
barang dagangannya yang cacat. Setiap kali ada pembeli datang, ia meminta untuk
mengecek barangnya
terlebih dahulu. Suatu hari, seorang Yahudi datang
ke tokonya dan membeli sebuah baju yang ada cacatnya. Pada waktu itu pemilik
toko tidak ada di tempat, sementara Yahudi tidak mengecek baju ini terlebih
dahulu keburu pergi. Tidak lama kemudian, pemilik toko datang dan menanyakan
perihal baju yang cacat tersebut. Maka dijawab, “Baju itu telah dibeli oleh
seorang Yahudi.” Lalu pemilik toko itu bertanya perihal Yahudi tadi, “Apakah ia
sudah mengecek cacat yang ada pada baju itu?” Lalu dijawab, “Belum.” Pemilik
toko bertanya lagi, “Sekarang mana dia?” Dijawab kembali, “Ia sudah pergi
bersama rombongan dagang.”
Seketika itu pula, sang pemilik toko membawa uang
hasil pembayarannya dari baju cacat itu. Lalu ia mencari rombongan dagang yang
dimaksud dan baru mendapatinya setelah menempuh perjalanan tiga hari, seraya
berkata, “Hai fulan, tempo hari kamu telah membeli sebuah baju yang ada
cacatnya. Ambil uang kamu ini dan berikan baju itu.” Yahudi itu balas menjawab,
“Apa yang menyebabkan berbuat sampai sejauh ini?”
Lelaki itu menimpali, “Islam dan sabda Rasulullah
saw., “Siapa yang menipu bukan berasal dari umatku.”
Yahudi balik menimpali, “Uang yang aku bayarkan
kepadamu juga palsu. Maka, ambillah uang tiga ribu ini sebagai gantinya dan aku
tambahkan lagi lebih dari itu, “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan
Muhammad itu Rasulullah.”
Rangkuman
1. Jujur adalah mengatakan atau melakukan sesuatu
sesuai dengan kenyataan. Lawan jujur adalah dusta,
yaitu mengatakan atau melakukan sesuatu tidak sesuai dengan apa yang
sebenarnya.
2. Jujur merupakan sebagian dari ruh agama.
Barangsiapa yang berbuat jujur, ia akan memperoleh kebaikan, dan
sedang menuju surga.
3. Ada beberapa jenis jujur dilihat dari
perilakunya, yaitu; jujur dalam berbuat, jujur dalam perkataan, jujur
dalam niat, jujur dalam berjanji.
4. Kejujuran bisa melemah karena melemahnya tekad,
kejujuran juga bisa melemah akibat pergaulan.
5. Jujur bisa dilakukan di mana saja: di rumah, di
sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.
Evaluasi
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d,
atau e yang dianggap
sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1. Orang jujur akan mendapatkan banyak teman.
2. Orang jujur akan susah hidupnya.
3. Orang jujur akan mendapatkan kebahagiaan di
akhirat.
4. Orang munafik akan disukai teman di akhirat.
5. Orang jujur selalu mendapatkan berkah di mana
saja.
Pernyataan di atas yang tidak termasuk hikmah dari
perilaku jujur adalah ....
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 2 dan 4
e. 3 dan 5
2. Nabi Muhammad saw. menjelaskan bahwa jujur itu
membawa kebaikan dan
kebaikan itu menuntun ke surga. Ungkapan tersebut
mengandung arti ....
a. jujur sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
b. jujur menyebabkan kenyamanan dalam berperilaku
c. jujur membuat pelakunya selalu gelisah
d. jujur membawa keberkahan dalam hidup
e. jujur perlu dijunjung tinggi agar hidup tenteram
3. Ikhlas dalam melakukan sesuatu, tanpa dicampuri
oleh kepentingankepentingan
dunia. Jenis jujur seperti ini termasuk kategori ….
a. jujur dalam berbuat
b. jujur dalam berkata
c. jujur dalam niat
d. jujur dalam berjanji
e. jujur dalam bertekad
4. Perhatikan ungkapan berikut ini: “Jikalau Allah
Swt. memberikan kepadaku
harta, aku akan membelanjakan sebagian di jalan
Allah Swt.” Jenis jujur
seperti ini termasuk kategori ….
a. jujur dalam berbuat
b. jujur dalam berkata
c. jujur dalam niat
d. jujur dalam berjanji
e. jujur dalam bertekad
5. Orang yang tidak jujur atau dusta disebut orang
munafik. Salah satu ciri orang
munafik adalah....
a. jika bekerja ingin upah
b. jika berkata ingin didengar
c. jika berbuat ingin dilihat
d. jika berjanji tidak ditepati
e. jika dipercaya ia amanah
B. Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!
1. Mengapa manusia harus jujur?
2. Tulislah dalil yang memerintahkan kita untuk
jujur dan jelaskan maksud dalil
tersebut!
3. Sebutkan hikmah dari perilaku jujur!
4. Buatlah contoh perilaku yang pernah kamu alami
atau lihat yang berkaitan
dengan jujur kepada Allah!
5. Jelaskan maksud hadis berikut ini!
Q.S. An-Nisa ayat 87
ª!$# Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd 4 öNä3¨YyèyJôfus9 4n<Î) ÏQöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# w |=÷u ÏmÏù 3 ô`tBur ä-yô¹r& z`ÏB «!$# $ZVÏtn ÇÑÐÈ
Artinya :
“Allah, tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak
ada keraguan terjadinya. dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya)
dari pada Allah ?”
1. Kandungan
o Allah SWT
mewariskan Kitab suci Al Qur’an kepada hamba-hambanya yang terpilih yaitu umat
Islam.
o Sikap umat Islam terbagi menjadi tiga golongan, yaitu 1). golongan yang
mengamalkan agamanya, tetapi juga masih lebih banyak berbuat kejahatan/buruk;
2) golongan yang dalam pertengahan yaitu amal kebajikannya berbanding dengan amal keburukannya; 3)
golongan selalu berbuat kebajikan sehiangga dalam beramal selalu mendahulukan
kebajikan dan menghindarkan berbuat jahat/dosa.
o Golongan umat Islam yang senantiasa dapat beramal baik yang lebih
banyak, mereka itulah yang mendapatkan karunia besar dari Allah SWT.
2. Penjelasan
Qu’an surat Faatir terdiri atas 45 ayat,
termasuk golongan surat-surat Makiyah, diturunkan sesudah surat Al Furqan. Kata Faatir
berarti “ pencipta “ ada
hubungannya dengan perkataan “ Faatir “ yang terdapat pada ayat pertama surat
ini. Pada ayat tersebut bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi. Pencipta
malaikat-malaikat, Pencipta semesta alam yang semuanya itu adalah bukti atas
kekuasaan dan kebesaran-Nya.
Maksud kelompok dholimun linafsihi atau
kelompok yang menganiaya diri itu adalah kelompok yang mengaku beragama Islam
tetapi lebih banyak melakukan perbuatan kejahatan dan dosa dari pada
kebaikannya. Kelompok ini adalah termasuk
golongan yang merugi, nanti di akherat akan ditempatkan di neraka dan
akan memperoleh siksa karena perbuatan dosanya. Namun setelah mereka disiksa
sesuai dengan kesalahan dan dosanya, mereka akan mendapatkan ampunan dari Allah
karena keimanannya sehingga dikeluarkan dari api neraka. Hal ini berdasarkan
hadis Rosulullah yang artinya :” akan keluar dari neraka siapa saja yang
mengucapkan LAAILAAHA ILLALLAH, sedangkan dalam hatinya (hanya) ada kebaikan
sebesar debu” (H.R. Buchori –
Muslim, dan Tirmidzi)
Maksud kelompok muqtashid yakni, kelompok yang ada dipertengahan adalah
kelompok umat Islam yang perbuatan baiknya sebanding dengan perbuatan jahatnya.
Kelompok ini akan ditempatkan di A’raf yaitu tempat antara surga dan neraka.
Kemudian beberapa waktu yang telah ditetapkan Allah golongan ini lalu
dimasukkan ke dalam surga.
Sedangkan kelompok saabiqun bil khoirooti adalah
kelompok umat Islam yang lebih dahulu berbuat kebajikan, mereka gemar berbuat
kebaikan, tidak mau berbuat kejahatan atau dosa. Kelompok ini akan memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akherat. Di akherat akan ditempatkan di surga Adn dengan
segala fasilitas-fasilitasnya, seperti yang diterangkan dalam Q.S. Al Fathir
ayat 33 yang artinya : “(Bagi mereka) surga Adn, mereka masuk ke dalamnya,
di dalamnya mereka diberi perhiyasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan
mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya dari sutera”
1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid
Ø Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali
dengan benar dan baik.
![]() |
2. Terjemahan ayat
Terjemahan
Q.S. Al; Mujadilah 58 : 11 adalah :
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “ Berilah
kelapangan di dalam majlis-majlis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ”Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa
yang kamu kerjakan. (11)
3.
Kandungan
Ayat
o Allah SWT
menyuruh kepada orang yang beriman agar memberikan kelapangan dan kelonggaran
kepada orang lain dalam majlis ilmu, majlis zikir, dan segala majlis yang
sifatnya mentaati Allah SWT dan Rosul-Nya.
o Apabila
disuruh bangun untuk melakukan hal-hal yang baik dan diridloi Alah, maka
penuhilah suruhan tersebut.
o Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang
yang berilmu pengetahuan dengan beberapa derajat yang tinggi.
- Penjelasan
Qur’an surat Al Mujadilah
adalah surat yang ke 58 terdiri dari 22 ayat, termasuk golongan surat
Madaniyah. Surat ini dinamai “ Mujadillah “ berarti wanita yang mengajukan
gugatan. Karena pada awal surat ini disebutkan bantahan seorang perempuan,
menurut riwayat bernama Khaulah binti Tsa’labah terhadap sikap suaminya yang
telah menziharnya. Hal ini
diajukan kepada Rosulullah SAW dan dia menuntut supaya beliau memberikan
putusan yang adil dalam persoalan itu.
Dalam Q.S. Al Mujadillah ayat 11 yang isinya
antara lain berkaitan dengan adab dan sopan santun yang harus dilakukan ketika
berada dalam Majlis-majlis yang mengajak berbuat baik untuk taat kepada Allah
SWT dan Rosul-Nya seperti, Majlis taklim, Majlis zikir, Majlis salat berjama’ah
dan Majlis-majlis ilmu lainnya. Tata
krama yang seharusnya dilakukan itu seperti memberi kelapangan bagi siapa saja
yang hendak bergabung di dalam majlisnya, menghormati dan memperlakukannya
sebagai anggota sebagaimana mestinya, bertutur kata yang baik dan santun, dan
lain-lain. Ketika diperintah untuk melakukan hal-hal yang baik maka segeralah
memenuhinya, begitu pula jika diperintah untuk meninggalkan perbuatan yang
buruk maka segeralah meninggalkannya. Adapun hal-hal yang baik dan diridohi
Allah adalah segala perintah yang ada dalam Al Qur’an seperti salat, zakat,
haji, menuntut ilmu, berjihad dijalan Allah, membiasakan perilaku akhlakul
karimah dan lain sebagainya. Sedangkan perkara yang buruk yang harus
ditinggalkan maka segeralah ditinggalkannya, seperti larangan berzina, mencuri,
minuman keras, dan lain-lain.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang
beriman yang taat dan patuh kepada-Nya, serta orang-orang berilmu yang
mengamalkan ilmunya itu demi menegakkan kalimatullah. Beriman berarti meyakini
bahwa Allah adalah zat yang menentukan kehidupan semua makhluk yang terangkum
dalam rukun iman yaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari kiamat,
dan qada qadar. Berilmu berarti mempunyai pengetahuan dari segala disiplin ilmu
yang berkembang dari masa ke masa. Ilmu
yang benar adalah ilmu pengetahuan yang tidak bertentangan dengan isi dan
kandungan Al Qur’an. Jika bertentangan dengan Al Qur’an maka ilmu itu dianggap
salah.
2. Terjemahan ayat
Terjemahan
Q.S. Al; Jumu’ah, 62 : 9-10 adalah :
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseur untuk melaksanakan
salat pada hari jum’ah, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (9)
Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi;
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung. (10)
3. Kandungan Ayat
o Seruan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman agar melakukan
keseimbangan antara kewajiban dalam beribadah dan bekerja. Ketika terdengar suara azan
untuk menunaikan salat maka segeralah menunaikannya dan ditinggalkanlah segala aktivitas
keduawiaan.
o Umat Islam yang telah selesai melaksanakan ibadah salat diperintah Allah
SWT untuk berusaha dan bekerja agar memperoleh karunia-Nya. Karunia itu bisa berupa harta
benda, kesehatan, pengetahuan, kedamaian dan kesejahteraan.
o Umat Islam dianjurkan senantiasa untuk ingat kepada Allah SWT dimana
saja, kapan saja dan dalam situasi yang bagaimanapun pula agar selalu zikrullah.
Jika mereka dapat melakukan yang demikian itu maka merekalah yang akan memperoleh keberuntungan berupa
kebahagian dan ketenangan hidup.
4. Penjelasan
Qur’an surat Al Jumu’ah merupakan surat yang ke 62 terdiri dari 11
ayat, termasuk surat-surat Madaniyyah. Dinamakan surat “Al Jumu’ah” diambil
dari kata Al Jumu’ah yang terdapat
pad ayat 9 surat ini yang artinya “hari Jum’ah”.
Pada ayat yang ke 9 – 10 pada surat Al Jum’ah mengajarkan kepada kita
tentang keseimbangan dalam beribadah dan bekerja. Di dalam beribadah Allah
menyuruh agar senantiasa ibadah itu dilaksanakan dengan khusyu’ dan tepat
waktu. Sehingga diwaktu menunaikan
ibadah diharapkan dilaksanakan dengan memenuhi rukun dan
syarat-syaratnya dengan baik. Seorang Mukmin dan Mukminat dilarang berbuat
syirik dan berniat dalam beribadah selain untuk mencari rida Allah.
Begitu pula ketika bekerja diperintahkan untuk bekerja keras, penuh
keuletan, ketekunan, kesabaran dan kreatif. Apabila hal itu dilaksanakan dengan
baik maka manusia akan memperoleh hasil kerja yang baik pula. Namun manusia
diperingatkan ketika bekerja janganlah melupakan beribadah, dan sebaliknya
ketika selesai ibadah jangan melupakan urusan duniawinya.
UJI KOMPETENSI
A. Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang
sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
|
|||||
No
|
Pernyataan
|
setuju
|
tidak setuju
|
tidak tahu
|
alasan
|
1
|
Majlis ta’lim hendaklah terbuka
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
|
bagi siapa saja yang hendak
bergabung dengannya
|
|
|
|
|
2
|
Orang yang beriman, beramal
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
|
saleh sama derajatnya dengan
orang yang beriman, beramal saleh, dan berilmu
|
|
|
|
|
3
|
Menghormati dan menghargai
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
|
kepada orang tua termasuk kewajiban yang
dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya
|
|
|
|
|
4
|
Melaksanakan salat jum’ah hu-
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
|
kumnya wajib bagi setiap muslim
|
|
|
|
|
5
|
Orang muslim yang tidak mau
|
…..
|
….
|
….
|
…..
|
|
melaksanakan salat jum’at
termasuk berlaku fasiq
|
|
|
|
|
6
|
Setelah menunaikan salat jumat
|
…..
|
….
|
….
|
…..
|
|
hendaklah kembali bekerja lagi
|
|
|
|
|
KEGIATAN SISWA
v Diskusikan dengan teman-temanmu bagaimana sikap dan perilaku orang yang
tergolong kelompok sabiqun bilkhairat itu.
v Coba identifikasi perilaku golongan orang yang zalim terhadap dirinya
sendiri.
v Coba renungkan apa manfaat dan
hikmah yang dapat dipetik bagi kelompok orang yang dapat beramal saleh lebih banyak dari pada
kejahatan/dosanya.
RANGKUMAN
¨
Surah Al Baqarah,2 : 148 berisi bahwa setiap umat itu mempunyai
kiblat, aturan dan syari’ah masing-masing. Allah SWT menyuruh kepada semua
manusia untuk memilih agama yang paling benar ( Islam ) dan disuruh beribadah,
beramal, bekerja dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan.
¨
Kandungan Q.S.
Faatir, 35 : 32 adalah menerangkan tentang adanya tiga golongan umat
Islam sebagai pewaris Kitab Al Qur’an yaitu
golongan yang menganiaya dirinya sendiri, golongan yang ada dalam
pertengahan, golongan yang lebih dahulu berbuat kebajikan. Kelompok yang lebih dahulu berbuat kebaikan tentu akan
mendapat karunia dari Allah baik di dunia maupun di akherat.
UJI KOMPETENSI
Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang
sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
INTERNALISASI AKHLAK
MULIA
|
|||||
No
|
Pernyataan
|
setuju
|
tidak setuju
|
tidak tahu
|
alasan
|
1
|
Memberikan kasih sayang, rasa
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
|
hormat dan bantuan kepada fakir miskin adalah kewajiban kita bersama.
|
|
|
|
|
2
|
Berlomba-lomba dalam berbuat
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
|
kebajikan merupakan perbuat-an terpuji.
|
|
|
|
|
3
|
Muslim / muslimat yang sering
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
|
berbuat dosa besar termasuk
orang yang menganiaya diri.
|
|
|
|
|
4
|
Umat Islam yang
perbuatan -
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
|
perbuatan baiknya sebanding dengan perbuatan jahatnya ia lebih dahulu
akan ditempatkan di neraka.
|
|
|
|
|
5
|
Umat Islam yang
perbuatan-
|
…..
|
….
|
….
|
…..
|
|
perbuatan baiknya lebih ba-nyak
dari perbuatan dosanya maka ia akan masuk surga.
|
|
|
|
|
Lampiran 2 : Format Penilaian Proses bealajar
FORMAT PENGAMATAN SIKAP
No
|
Nama Siswa
|
Disiplin
|
Tanggung jawab
|
Peduli
|
Kerja keras
|
||||||||
a
|
b
|
c
|
a
|
B
|
c
|
a
|
b
|
c
|
A
|
b
|
c
|
||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
16
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
18
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
19
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
21
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
22
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
23
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
24
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
25
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
26
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
27
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
28
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
29
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
30
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
31
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
32
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
34
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
35
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
36
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
37
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
39
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
INDIKATOR KOMPETENSI INTI
1 DAN 2
1.
Disiplin
a.
Selalu hadir di kelas
tepat waktu
b.
Mengerjakan LKS sesuai
petunjuk dan tepat waktu
c.
Mentaati aturan main dalam
kerja mandiri dan kelompok
2.
Tanggung jawab
a.
Berusaha menyelesaikan
tugas dengan sungguh-sungguh
b.
Bertanya kepada teman/guru
bila menjumpai masalah
c.
Menyelesaikan permasalahan
yang menjadi tanggung jawabnya
d.
Partisipasi dalam kelompok
e.
3.
Peduli
a.
Menjaga kebersihan kelas,
membantu teman yang membutuhkan
b.
Menunjukkan rasa empati
dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c.
Mampu memberikan
ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di sekitarnya
d.
Memberikan bantuan sesuai
dengan kemampuannya
4.
Kerja keras
a.
Mengerjakan LKS dengan
sungguh-sungguh
b.
Menunjukkan sikap pantang
menyerah
c.
Berusaha menemukan solusi
permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
a.
Penilaian dilakukan dengan
cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal dengan pencapaian dalam
waktu tertentu.
b.
Hasil yang dicapai
selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
.
·
Tugas
-
Mengumpulkan bahan-bahan artikle/
tulisan sebagai data untuk pembuatan makalah dan laporan tentang makna taat kepada aturan, kompetisi dalam
kebaikan, dan bekerja keras dalam
kehidupan sehari-hari
-
Melakukan obeservasi langsung
terhadap perilaku taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja
keras baik disekolah, rumah dan masyarakat
·
Observasi
-
Mengamati pelaksanaan diskusi
dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
-
Isi diskusi: Makna taat kepada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras
-
Prilaku makna taat kepada aturan,
kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari
·
Portofolio
-
Membuat laporan tentang makna
taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras
·
Tes
Komentar
Posting Komentar