materi kelas XI Hormati dan sayangi orangtua dan guru mu

Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
 



Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. al-Isrā’/17: 23-24)
Pentingnya seorang anak untuk meminta doa restu dari kedua orang tuanya pada setiap keinginan dan kegiatannya karena restu Allah Swt. disebabkan restu orang tua. Orang yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt.
Apalagi seorang anak mau melakukan atau menginginkan sesuatu. Seperti, mencari ilmu, mendapatkan pekerjaan, dan lain sebagainya, yang paling penting adalah meminta restu kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis disebutkan:
 Artinya: “Riḍa Allah terletak pada riḍa orang tua, dan murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua.” (HR. Baihaqi)
 Artinya: “Aku bertanya kepada Nabi saw., “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah Swt.?” Beliau menjawab, “Ṡalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau  menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
Perlu ditegaskan kembali, bahwa birrul wālidain (berbakti kepada kedua orang tua), tidak hanya sekadar berbuat ihsan (baik) saja. Akan tetapi, birrul wālidain memiliki ‘bakti’. Bakti itu pun bukanlah balasan yang setara jika dibandingkan dengan kebaikan yang telah diberikan orang tua. Namun setidaknya, berbakti sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur.
Imam Adz-Dzahabi menjelaskan, bahwa birrul wālidain atau bakti kepada orang tua, hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban:
Pertama : Menaati segala perintah orang tua, kecuali dalam maksiat. Kedua : Menjaga amanah harta yang dititipkan orang tua, atau diberikan      oleh orang tua.
     Ketiga      : Membantu atau menolong orang tua bila mereka membutuhkan.
Tentu saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan guru bukan tanpa alasan. Penjelasan di atas merupakan alasan betapa pentingnya kita berbakti kepada kedua orang tua dan guru.
Adapun hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru, antara lain seperti berikut.
1.    Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang paling utama.
2.    Apabila orang tua kita riḍa atas apa yang kita perbuat, Allah Swt. pun riḍa.
3.    Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami, yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
4.    Berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur.
5.    Berbakti kepada kedua orang tua dapat menjadikan kita dimasukkan ke jannah (surga) oleh Allah Swt.

B.  Hormat dan Patuh kepada Guru

Guru adalah orang yang mengajarkan kita dengan berbagai ilmu pengetahuan dan  mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Walau bagaimana tingginya pangkat atau kedudukan seseorang, dia adalah bekas seorang pelajar yang tetap berhutang budi kepada gurunya yang pernah mendidik pada masa dahulu.
Guru adalah orang yang mengetahui ilmu (‘ālim/ulamā), dialah orang yang takut kepada Allah Swt.
Artinya: “Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (Q.S. Fāṭir/35: 28)
Guru adalah pewaris para nabi. Karena melalui guru, wahyu atau ilmu para nabi diteruskan kepada umat manusia. Imam Al-Gazali mengkhususkan guru dengan sifat-sifat kesucian, kehormatan, dan penempatan guru langsung sesudah kedudukan para nabi. Beliau juga menegaskan bahwa: “Seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan besar di bawah kolong langit ini, ia adalah ibarat matahari yang menyinari orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya dinikmati orang lain dan ia sendiri pun harum. Siapa yang berkerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya ini.”
Penyair Syauki telah mengakui pula nilainya seorang guru dengan kata-kata sebagai berikut: “Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul.”
Guru adalah bapak rohani bagi seorang murid, ialah yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak, dan membimbingnya. Maka, menghormati guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan guru itulah, mereka hidup dan berkembang.
Sesuai dengan ketinggian derajat dan martabat guru, tidak heran kalau para ulama sangat menghormati guru-guru mereka. Cara mereka memperlihatkan penghormatan terhadap gurunya antara lain sebagai berikut.
1.    Mereka rendah hati terhadap gurunya, meskipun ilmu sudah lebih banyak ketimbang gurunya.
2.    Mereka menaati setiap arahan serta bimbingan guru, misalnya seorang pasien yang tidak tahu apa-apa tentang penyakitnya dan hanya mengikut arahan seorang dokter pakar yang mahir.
3.    Mereka juga senantiasa berkhidmat untuk guru-guru mereka dengan mengharapkan balasan pahala serta kemuliaan di sisi Allah Swt.
4.    Mereka memandang guru dengan perasaan penuh hormat dan ta’ẓ³m (memuliakan) serta memercayai kesempurnaan ilmunya. Ini lebih membantu pelajar untuk memperoleh manfaat dari apa yang disampaikan guru mereka.
Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya menghormati guru. Dengan menghormati guru, kita akan mendapatkan berbagai keuntungan, antara lain sebagai berikut.
1.    Ilmu yang kita peroleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.
2.    Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikannya.
3.    Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain.
4.    Akan selalu didoakan oleh guru.
5.    Akan membawa berkah, memudahkan urusan, dianugerahi nikmat yang lebih dari Allah Swt.
6.    Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan anugerah Allah Swt. akan memberikan anugerah-Nya kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.



UJI KOMPETENSI
Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
No.
Pernyataan
Pilihan
Ya
Tidak
1.
Bangun pagi tanpa dibangunkan orang tua.


2.
Saya selalu berpamitan, bersalaman dengan orang tua ketika hendak  berangkat dan pulang sekolah


3.
Saya sering emosi dengan Ibu saya kalau beliau bertutur kata yang  terasa menyakiti saya.


4.
Saya punya pekerjaan khusus di rumah untuk membantu meringankan pekerjaan orang tua.


5.
Saya sering pulang ke rumah terlambat tanpa memberi tahu orang tua terlebih dahulu.


6.
Saya suka menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan kepada guru.


7.
Setiap disuruh oleh guru selalu dilaksanakan.


8.
Saya sering melakukan kesalahan yang membuat orang tua marah.


9.
Saya sering melakukan kesalahan yang membuat guru marah.


10.
Saya meyakini bahwa orang tua dan guru sangat berjasa bagi kehidupan saya.




Lampiran 2 : Format Penilaian Proses bealajar
FORMAT PENGAMATAN SIKAP
No
Nama Siswa
Disiplin
Tanggung jawab
Peduli
Kerja keras
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
1













2













3













4













5













6













7













8













9













10













11













12














13













14














15













16













17













18













19













20













21













22













23













24













25













26













27













28













29













30













31













32













34













35













36













37













39















INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1.    Disiplin
a.       Selalu hadir di kelas tepat waktu
b.      Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c.       Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2.    Tanggung jawab
a.         Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b.        Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c.         Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d.        Partisipasi dalam kelompok
3.    Peduli
a.         Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b.        Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c.         Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di sekitarnya
d.        Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4.    Kerja keras
a.         Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b.        Menunjukkan sikap pantang menyerah
c.         Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
a.    Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b.    Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
.
·      Tugas
-       Melakukan telaah terhadap kaedah tajwid dan kandungan makna yang terdapat dalam Al-Qur’an surat At Taubah (9): 119 serta Hadits yang terkait
·      Observasi
-       Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
-       Isi diskusi (kaedah tajwid, makna mufrodat dan ijmali, dan kandungan makna ayat al-Qur’an)
kompetitif dalam kebaikan dan kerja keras dalam kehidupan seha-hari sebagai implemantsi dari pemahaman Al-Qur’an surat At Taubah (9): 119 serta Hadits yang terkait
·      Portofolio
-       Membuat laporan tentang kaedah tajwid, makna mufrodat dan ijmali, serta kandungan makna Al-Qur’an surat At Taubah (9): 119 serta Hadits yang terkait
·      Tes
-         Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas XI Bab 2 Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur

Tari Lenggang Patah Sembilan: Tari Klasik Kesultanan Serdang di Sumatra Utara

Metode dan Teknik Pembelajaran diposkan oleh Sapri